Jakarta, CNN Indonesia --
Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan TNI Angkatan Laut mengerahkan KRI Rigel untuk membantu proses pencarian pesawat
Lion Air JT-610 di Tanjung
Karawang, Jawa Barat. Operasi pencarian akan dilakukan selama 24 jam.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Bambang Suryo mengatakan KRI Rigel telah bergerak ke lokasi diduga jatuhnya pesawat sejak pukul 15.00 WIB.
"Kami diperbantukan kapal Hidro-Oseanografi (Pushidros) dalam hal ini adalah KRI Rigel. Sampai dengan saat ini belum memberikan laporan hasil hasil survei dalam rangka mencari bangkai pesawat," ujar Bambang di Kantor Basarnas, Jakarta, Senin (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang menuturkan KRI Rigel dilengkapi sejumlah alat canggih, seperti memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV) dan Side Scan Sonar (SSC). Dua teknologi itu diharapkan dapat mengoptimalkan pencarian pesawat dan korban yang diduga berada di dasar laut.
Selain KRI Rigel, Bambang mengklaim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mengerahkan alat khusus. Namun, ia tidak menjelaskan secara spesifik alat apa yang kerahkan BPPT guna membantu pencarian tersebut.
Pelibatan KRI Rigel dan BPPT dalam proses pencarian disebabkan lokasi jatuhnya pesawat cukup luas.
Lebih lanjut, Bambang mengklaim Basarnas mengerahkan 40 penyelam dari Basarnas Secial Group (BSG) untuk menyisir kawasan ditemukannya puing pesawat Lion Air JT-610. Sejumlah penyelam dari TNI AL juga diterjunkan di lokasi tersebut.
"Namun saya sudah katakan pencarian bangkai pesawat akan kami upayakan dengan menambah alat," ujarnya,
Sejak proses pencarian berlangsung, Bambang menyampaikan pihaknya telah menemukan sejumlah potongan tubuh, antara lain potongan kaki, tangan, telinga, hingga bagian dalam isi perut.
Pihaknya juga menemukan serpihan buntut pesawat Lion Air JT-610 yang mengambang di sekitar lokasi diduga jatuhnya pesawat.
"Jadi sampai saat ini Tim SAR masih berupaya untuk mencari," ujar Bambang.
Lebih dari itu, Bambang menegaskan pihaknya akan melakukan pencarian selama 24 jam. Basarnas, kata dia, juga telah menetapkan masa evakuasi selama tujuh hari.
"Sebelum tujuh hari sudah selesai akan kami tutup. Namun, apabila belum ditemukan akan kami tambah harinya," ujarnya.
(ugo/jps)