Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Pol Musyafak mengatakan pihaknya akan lekas memberi tahu status korban kecelakaan pesawat
Lion Air JT-610 yang telah teridentifikasi kepada keluarga secara langsung.
RS Polri akan menghubungi keluarga berdasarkan nomor telepon yang disertakan saat mengisi data antemortem.
"Karena sudah ada kontak di data. Kalau sudah teridentifikasi akan kami informasikan," ucap Musyafak saat konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Senin malam (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musyafak lalu meminta kepada keluarga korban agar tidak menunggu kabar di sekitar ruangan Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri. Menurutnya, lebih baik menunggu sambil beristirahat di tempat yang telah disediakan oleh pihak Lion Air.
Selain itu, kata Musyafak, RS Polri juga menyediakan ruangan untuk keluarga di Gedung Promoter Lantai 1. Di sana, keluarga juga dapat memantau perkembangan proses identifikasi dari monitor yang dipasang.
"Kalau sudah didata secara lengkap oleh tim antemortem, sebaiknya menunggu saja. Dari pada di sini
desek-desekan dan sebagainya," kata Musyafak.
Musyafak juga meminta keluarga untuk tidak sungkan memenuhi panggilan apabila ada data yang perlu digali kembali mengenai identitas korban.
Menurutnya, tim antemortem bisa saja memanggil kembali guna mengonfirmasi lebih dalam untuk memastikan identitas korban.
"Kalau data antemortem menginformasikan ada tatonya, ini dirinci bentuk tatonya. Tidak hanya sekadar informasi tato. Tidak hanya lokasinya, sehingga betul-betul mencerminkan identitas korban," tutur Musyafak.
Musyafak menjelaskan bahwa sebagian besar jasad korban yang tiba di RS Polri sulit untuk diperiksa. Hal itu dikarenakan mayoritas jasad sudah tidak lagi utuh.
Korban akan lebih cepat teridentifikasi, meski tidak utuh, apabila data antemortem atau identitas korban diberikan keluarga secara lengkap. Misalnya sidik jari, rekaman medis gigi, tanda bekas operasi atau tato yang dimiliki korban.
Karenanya, Musyafak menganggap pemberian data antemortem dari keluarga sangat penting dalam proses identifikasi.
Dia berharap keluarga bisa memberikan data selengkap-lengkapnya meski harus dipanggil tim forensik berulang kali.
Berbeda halnya jika langkah identifikasi yang harus ditempuh berupa pencocokan DNA korban dengan keluarga. Menurutnya, korban akan lebih lama teridentifikasi. Langkah itu pun cara terakhir apabila jasad korban sulit diperiksa.
"Pemeriksaan DNA [yang] paling cepat, itu pun kalau data antemortem lengkap termasuk sampel DNA, paling cepat 4-5 hari," kata Musyafak.
(bmw/end)