Jakarta, CNN Indonesia -- Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang digelar 29 dan 30 Oktober 2018 telah menghasilkan 287 komitmen baru yang disampaikan oleh sejumlah negara, perusahaan, sektor swasta, serta lembaga nirlaba di seluruh negara peserta.
Analis Komitmen OOC Anastasia menjelaskan, dari 287 komitmen baru itu 62 diantaranya terkait area perlindungan kelautan, dan 40 komitmen terkait perubahan iklim.
Selain itu, ada 61 komitmen terkait polusi laut, 39 komitmen terkait perikanan berkelanjutan, dan 44 komitmen lainnya terkait ekonomi biru berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang tidak ada yang mendominasi, semuanya merata," kata Ana di BNDCC, Nusa Dua, Bali (30/10).
Anastasia menjelaskan, dengan capaian ini, artinya semua komitmen di tiap poin merata sehingga tak ada isu yang menonjol di konferensi tahun ini.
Sementara itu, masa berlaku setiap komitmen tersebut beragam. Namun, rata-rata komitmen berlaku untuk tiga hingga empat tahun.
"Ada pula yang berkomitmen untuk jangka waktu 10 tahun, meskipun jumlahnya tidak banyak," kata dia.
Lebih lanjut, Anastasia juga menyebut dalam gelaran konferensi laut tingkat internasional ini Indonesia sendiri menyumbang sedikitnya 23 komitmen baru.
Jumlah ini meningkat dibanding komitmen Indonesia sebelumnya pada konferensi laut yang digelar di Malta pada 2017.
"Tahun ini ada 23 komitmen. Ini jumlahnya naik. Tahun lalu Indonesia hanya membuat 10 komitmen," ujarnya.
OOC 2018 merupakan gelaran yang kelima setelah pertama kali diselenggarakan di Washington, Amerika Serikat, pada tahun 2014. Pesertanya terdiri dari pejabat pemerintahan dan kelompok sosial pemerhati lautan.
OOC 2018 membahas enam isu utama kelautan, yakni perlindungan kawasan bahari, perubahan iklim, sistem pancing yang berkelanjutan, polusi di lautan, sistem ekonomi bahari dan keamanan maritim.
Setelah Our Ocean Conference di Indonesia berakhir, tuan rumah selanjutnya untuk gelaran konferensi laut 2019 mendatang akan digelar di Norwegia.
(tst/end)