Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto (RS Polri) Komisaris Besar Pol Musyafak menyatakan pihaknya masih menunggu data sampel DNA dari 44 keluarga yang sudah melapor untuk proses identifikasi korban pesawat Lion Air JT-610.
"Kemarin sudah disampaikan data yang masuk dari keluarga korban berjumlah 185, kemudian tadi malam ada lagi enam keluarga yang melapor jadi sampai pada pagi ada 191 [anggota] keluarga yang telah melapor. Dari 191, baru 147 yang diambil sampel DNA-nya," ujar Musyafak dalam jumpa pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10) pagi.
"Dimohon keluarga yang telah melapor dan belum lengkap data-data yang kami minta diharapkan segera melengkapi. Termasuk membawa, mengajak orang tua korban atau putra-putrinya untuk diambil sampel DNA," ujarnya dalam jumpa pers proses pencarian dan evakuasi serta pengidentifikasian korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di laut Karawang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Musyafak menyatakan pihaknya melakukan terapi trauma (
trauma healing) kepada keluarga korban. Tempat
trauma healing tersebut, kata Musyafak, diletakkan di dekat posko yang dikhususkan bagi keluarga korban.
"Kita sudah melaksanakan 25 keluarga yang di-
trauma healing," ujarnya. "Akan dilanjutkan setiap hari, kita melaksanakan
trauma healing bagi anggota keluarga yang merasa kehilangan dari peristiwa ini."
Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di laut Karawang pada Senin (29/10) pagi. Pesawat itu diketahui hilang kontak setelah 12 menit lepas landas pada pukul 06.20 WIB dari bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Manifes pesawat Lion Air yang memiliki registrasi PK-LQP tersebut ada 189 orang yang terdiri atas delapan awak pesawat, dan 181 penumpang (termasuk dua bayi dan satu anak kecil).
[Gambas:Video CNN] (fhr/kid)