Insiden Lion Air, JK Sebut Sebetulnya Pesawat Relatif Aman

CNN Indonesia
Rabu, 31 Okt 2018 05:17 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut sarana transportasi udara relatif aman karena regulasi yang lebih ketat dan tak khawatir menggunakannya.
Wapres Jusuf Kalla. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut penggunaan pesawat terbang sebagai sarana transportasi udara relatif aman. Dia mengatakan demikian terkait insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi.

Dalam beberapa kesempatan, JK juga kerap menggunakan pesawat komersial ketika melakukan dinas ke luar negeri. Ia mengaku tak khawatir karena yakin dengan keamanan pesawat tersebut.

"Keamanan pesawat terbang itu sangat aman karena luas. Lebih banyak orang meninggal akibat kecelakaan di darat kan daripada di udara. Ya di samping itu berdoa supaya tidak apa-apa, tapi ya relatif aman lah itu," ujar JK di kantor wakil presiden Jakarta, Selasa(30/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, lanjut JK, regulasi dalam sistem transportasi udara juga terbilang paling ketat dibandingkan transportasi lainnya. Sebab, sistem perawatannya harus dikontrol secara rutin untuk memastikan pesawat itu aman saat digunakan.


"Pengalaman saya punya pesawat itu, terbang sudah berapa jam harus cek. Atau enam bulan, satu tahun, harus dicek. Kalau ndak, ya ndak bisa terbang," katanya.

Sementara terkait pesawat Lion Air JT-610, JK meminta semua pihak bersabar menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Pasalnya, pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 itu baru mulai beroperasi pada Agustus lalu.

"Ini memang agak jadi pertanyaan, secara teknis pesawatnya baru, jadi bagaimana pun tentu relatif baik. Saya kira tidak juga kalau human error, kita tunggu saja penelitian KNKT," terangnya.

JK meminta agar Kementerian Perhubungan maupun pihak Lion rutin mengecek pesawat yang akan digunakan. Sebab, malam sebelum jatuhnya Lion JT-610, pesawat itu masih digunakan dalam penerbangan dari Denpasar.


"Jadi berputar terus ini pesawat. Harus ada pengecekan dan regulator perhubungan dalam hal ini juga harus lebih baik," kata JK.

Untuk diketahui sampai saat ini, sudah 26 kantong jenazah dikirim ke RS Polri. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri pun akan melakukan proses identifikasi lewat pencocokan data antemortem dari keluarga dengan postmortem yang ada pada tubuh korban.

Pesawat Lion Air JT-610 dipastikan jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Soekarno Hatta pada Senin (29/10) pukul 06.20 WIB menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.

Pilot sempat meminta kembali ke landasan sesaat setelah lepas landas. Pilot juga sempat melapor ke ATC Bandara Soetta adanya masalah pada flight control di ketinggian 1.700 kaki dan meminta naik ke ketinggian 5.000 kaki.

Pesawat dengan registrasi PK-LQP itu membawa 189 orang, terdiri dari 178 penumpang dewas, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin. Basarnas memprediksi seluruh penumpang dan awak kabin tak ada yang selamat. (pris/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER