Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal (Bareskrim)
Polri melakukan pengecekan terhadap rekam medis pilot dan teknisi pesawat
Lion Air JT-610. Melalui tim khusus bentukan Bareskrim, personel juga mengambil profil dan latar belakang pilot dari burung besi Jakarta-Pangkalpinang tersebut.
"Tim sudah bekerja," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (2/11).
Dedi menerangkan, Bareskrim fokus untuk mengungkap aspek non teknis penyebab jatuhnya Lion Air JT-610. Menurut dia, Bareskrim juga akan menginvestigasi perjalanan pesawat sejak melakukan penerbangan dari Denpasar, Bali menuju Jakarta hingga akhirnya bertolak ke Pangkalpinang, Bangka Belitung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tugas Polri juga mencoba mengungkap dari sisi nonteknis penyebab kecelakaan pesawat Lion Air," ujar dia.
Pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Soekarno Hatta pada Senin (29/10) pukul 06.20 WIB menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
 Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono |
Pilot sempat meminta kembali ke landasan sesaat setelah lepas landas. Pilot juga sempat melapor ke ATC Bandara Soekarno-Hatta lantaran adanya masalah pada
flight control di ketinggian 1.700 kaki dan meminta naik ke ketinggian 5.000 kaki.
Namun, pada pukul 06.32 WIB, pesawat jenis Boeing 737-300 MAX 8 itu hilang dari radar dan tak bisa dikontak kembali. Pesawat dengan nomor register PK-LQP membawa total 189 orang yang terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin. Basarnas memprediksi tak ada yang selamat dari musibah ini.
(mts/ain)