Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekjen
Partai Demokrat Andi Arief menyarankan calon presiden
Joko Widodo dan
Prabowo Subianto untuk tidak bicara selain cara memperbaiki perekonomian dan menjaga persatuan. Tujuannya, agar tak memicu kegaduhan.
Dia memprediksi polemik akan terus muncul jika kedua capres tidak fokus bicara soal bagaimana memperbaiki perekonomian. Apalagi jika kedua peserta pilpres tersebut menggunakan retorika yang sensasional belaka atau tidak bersifat substansial.
"Wajah sosial media yang rusuh adalah wajah kedua capres kita," ucap Andi saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi mengamini bahwa Jokowi dan Prabowo telah berupaya melihat kondisi masyarakat secara langsung dengan turun ke lapangan. Berkunjung ke berbagai daerah.
"Pak Jokowi dan Pak Prabowo harus didorong untuk terus bicara cara menaikkan pendapatan negara dan menjaga persatuan," ujarnya.
"Dua tema itu saja, biar keduanya tidak menciptakan kegaduhan, tidak memproduksi masalah tiap hari," ujarnya.
Andi menilai tugas utama seorang presiden hasil Pilpres 2019 mendatang tidak banyak. Yakni, menjaga persatuan dan mampu menaikkan pemasukan bagi negara.
Kedua hal itu menurut dia mesti simultan. Baginya, percuma jika presiden selanjutnya hanya sekadar menjaga persatuan tanpa memperhatikan pemasukan. Begitu pula sebaliknya.
"Pendapatan negara bertambah enggak menjadi penting kalau konflik tinggi dan keadilan hilang," ucapnya.
Ia juga mengkritik juru bicara kedua capres yang selama ini bertarung beradu argumen. Andi menganggap apa yang dibicarakan jubir selama ini tidak mencerminkan capresnya masing-masing.
Walhasil, program atau rencana yang dicanangkan tidak lagi menjadi topik yang dibicarakan. Padahal itu baik bagi masyarakat yang akan memilih pemimpin baru berdasarkan program-programnya.
"Para juru bicara kedua capres berdebat soal mimpi mereka sendiri," ucap Andi.
(bmw/arh)