Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan mengevakuasi total 181 kantong jenazah berisi bagian tubuh penumpang Pesawat
Lion Air JT-610, Selasa (6/11). Temuan tersebut bertambah 17 kantong jenazah dari total temuan Senin (5/11), yang berjumlah 164 kantong jenazah.
Diketahui esok merupakan hari terakhir proses pencarian. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Muhammad Syaugi memastikan kepastian kelanjutan pencarian akan diputuskan setelah evaluasi besok.
"Janji saya setelah 7 hari ditambah 3 hari, terakhir besok. Besok akan dievaluasi. Akan dianalisis apakah perlu diperpanjang atau tidak," ujar Syaugi di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada prosedur dalam tugas pencarian. Yang pasti, kata dia, secepatnya menemukan korban kalau masih ada. Apabila dirasa masih ada korban yang harus dievakuasi lagi, kata dia, pihaknya bakal memperpanjang waktu evakuasi jenazah. Ia berharap proses ini dapat segera selesai dan seluruh korban dapat dievakuasi.
"Kalau tidak ada ditemukan, ya tidak diperpanjang. Makanya bergantung hari ini bagaimana trennya sampai besok pagi," papar Syaugi.
Lebih lanjut Syaugi mengaku sudah bertemu dengan para keluarga korban. Berdasarkan penuturannya, keluarga korban telah ikhlas. Hanya saja, mereka meminta agar korban dapat segera diidentifikasi.
"Saya bicara satu-satu mereka mengikhlaskan, tapi mereka ingin cepat diidentifikasi. Itu urusannya tim DVI," jelasnya.
Dari RS Polri, hingga Selasa (6/11), ada 163 kantong jenazah masuk dari proses evakuasi. Seluruh kantong jenazah diketahui telah diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
"Data posmortem yang diterima RS Polri sebanyak 163 jenazah, berisi 429 sampel. Yang sudah teridentifikasi 27 individu," ujar DVI Vice Commander Kombes Pol drg. Triawan Marsudi dalam jumpa pers di RS Polri, Jakarta, Selasa (7/11).
Triawan menyebut pihaknya juga telah menerima 256 data antemortem dari pihak keluarga korban. Data ini menjadi modal RS Polri untuk mengidentifikasi kantong jenazah yang diterima. Selain itu, 27 jenazah yang telah diidentifikasi telah dikembalikan ke pihak keluarga masing-masing.
Triawan menyampaikan kepada keluarga korban, khususnya yang belum teridentifikasi, untuk tidak khawatir. Tim DVI Polri akan menyelesaikan identifikasi meski waktu evakuasi yang ditentukan Basarnas selesai esok hari.
Sementara itu, proses penyelidikan terhadap kecelakaan terus dilakukan. Kepala Komite Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan terdapat perbedaan antara indikator kecepatan udara (airspeed Indicator) di kiri dan kanan Pesawat Lion Air PK-LQP.
Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan perbedaan
airspeed indicator itu sudah terjadi di empat penerbangan terakhir pesawat dengan nomor penerbangan JT-610.
"Bukan masalah, artinya terjadi
unrealable dari
airspeed-nya. jadi
airspeed-nya terjadi perbedaan antara kiri dan kanan. Kan di pesawat itu ada
captain side sama
co-pilot side," ujar Soejono, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (6/11).
Soejono mengatakan KNKT bakal berkoordinasi dengan pihak pabrik pesawat itu. Diketahui, pesawat tersebut diproduksi oleh The Boeing Company dengan nomor seri Boeing 737 Max 8.
 Keluarga penumpang Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Kaawang. Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono |
"Makanya kita lagi bicara ke pabriknya dengan teknisinya dengan pilot yang menerbangkan sebelumnya untuk menggali data untuk mencari tahu kenapa penyebabnya," ujar dia.
Ia mengatakan pihaknya akan mewawancarai kru dan teknisi Lion Air pada hari ini. Dia juga menyebut bahwa pihaknya sudah mewawancarai beberapa kru pada Sabtu lalu.
"Ya sebagian dari (Sabtu lalu), tapi saya enggak inget. Ada
schedule-nya itu," ujarnya.
Kendati begitu,
airspeed indicator tersebut tidak bisa serta merta menjelaskan penyebab jatuhnya pesawat nahas itu. Airspeed indicator, lanjut dia, merupakan satu dari sekian banyak komponen yang harus diperiksa oleh pihak KNKT.
(dhf/ain)