Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak heran dengan Presiden
Joko Widodo yang melontarkan pernyataan politik
genderuwo.
Dahnil menilai Jokowi menyampaikan hal tersebut karena paham tentang mistis-mistis genderuwo.
"Kenapa Pak Jokowi menggunakan Istilah genderuwo? Beliau pilih istilah itu pasti dikarenakan beliau paham betul tentang mistis-mistis genderuwo," kata Dahnil kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahnil juga mempertanyakan wujud dari genderuwo. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu menduga Jokowi tahu dan pernah melihat makhluk yang disebut genderuwo tersebut.
Dalam kunjungan kerjanya di Tegal, Jawa Tengah, Jokowi mengatakan politik dan pesta demokrasi itu sudah semestinya disambut dan dihinggapi rasa gembira oleh masyarakat Indonesia, bukan untuk menakut-nakuti.
Jokowi memiliki satu istilah khusus untuk menggambarkan perilaku berpolitik tak beretika yang menebar ketakutan dan kekhawatiran di tengah masyarakat. Berangkat dari mitos Jawa mengenai makhluk halus, dirinya menyebut hal itu sebagai politik genderuwo, politik yang menakut-nakuti.
Dahnil berharap Jokowi bisa menjelaskan sosok genderuwo ini.
"Mudah-mudahan beliau bisa menjelaskan ke anak-anak muda seperti kita tentang mistis-mistis itu," ujarnya.
Namun, kata Dahnil, terlepas dari genderuwo yang dipahami Jokowi, dirinya sepakat bahwa politik yang menakut-nakuti, menebar ancaman dengan memberikan stigma kepada kelompok lain yang kritis dan berbeda sikap politik harus segera disudahi.
"Mari kita sudahi menebar ketakutan dengan ancaman hukum dan kekuasaan dengan menggunakan alat negara," ujarnya.
Dahnil juga meminta semua pihak berhenti membuat ketakutan bahwa Indonesia akan dibuat seperti Suriah, yang mengalami konflik berkepanjangan.
Bahkan, kata Dahnil, ada kelompok yang menuduh kelompok lainnya anti-Pancasila dan anti-NKRI.
"Sementara pemerintah bak fasis menganggap dirinya sebagai penafsir tunggal terhadap Pancasila dan paling benar," kata dia.
(fra/ugo)