Surabaya, CNN Indonesia -- Salah satu korban tabrakan kereta di viaduk gelaran
Surabaya Membara, Ahmad Nur Aziz (19) menceritakan setidaknya ada puluhan warga berada di atas jembatan saat kereta melintas.
Aziz mengatakan keberadaanya di atas viaduk saat itu bermaksud ingin mengabadikan potret Surabaya Membara dari atas, namun buntutnya malah kejadian nahas; kereta menabrak kerumunan penonton drama. Aziz yang kini dirawat di RS Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya, mengalami nyeri di bahu kirinya.
Ia menyebut, saat kereta lewat sebenarnya orang-orang sudah berada di pinggir viaduk menghindari tabrakan. "Kami sudah minggir, setidaknya sudah aman tak sampai kena kereta," kata dia, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/11) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kejadian jadi kocar-kacir ketika secara tiba-tiba dua orang berlari dari arah timur kerumunan orang. Dua orang itu diketahui menabrak Aziz dan sejumlah orang lainnya.
"Ada ibu-ibu dan satu orang lain, dia berlari, menabrak saya, mungkin untuk menghindari kereta," katanya.
Azis mengatakan saat kereta datang yang dirasakannya seperti
black out, ia tak sadarkan diri sesaat. Tapi ia tahu posisinya saat itu cukup aman.
"Saya mendengar bel kereta berbunyi, kereta juga berjalan pelan," kata dia.
Usai kereta melintas, Aziz mengaku belasan orang jatuh. Sedangkan dirinya selamat dan masih berada di atas viaduk. "Saya masih di atas sama satu orang lain, saya juga melihat orang yang terlindas kondisinya sudah mengenaskan. Ada juga belasan yang jatuh," kata dia.
Ia menyebut, tak ada larangan orang untuk berada di viaduk, dan menyaksikan dari atas.
Peringatan Malam Hari Pahlawan yang dirayakan dengan Drama Kolosal Surabaya Membara, di depan Tugu Pahlawan Surabaya menelan korban. Sejumlah warga yang menonton drama ini dari viaduk atau jalur atas jembatan perlintasan kereta api terjatuh bahkan juga ada yang terlindas kereta.
Humas PT KAI Daops 8 Gatut Sutiyatmoko kepada CNNIndonesia.com mengatakan rel tempat kejadian perkara tersebut masih aktif. Tapi saat penyelenggaraan, panitia kegiatan tidak berkoordinasi dengan KAI.
Ketiadaan pemberitahuan tersebut membuat pihaknya tidak menyiapkan pengamanan dan pengawasan khusus selama penyelenggaraan pementasan drama. "Tidak, tidak ada koordinasi sama sekali dengan kami," katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (0/11).
(frd/agt)