Baki Perak, Sepatu Karet dan Nostalgia Mega Jadi Paskibraka

CNN Indonesia
Minggu, 11 Nov 2018 14:15 WIB
Megawati Soekarnoputri mengatakan saat ia menjadi bagian dari paskibraka pada 1964 silam, baki yang ia bawa lebih berat dari saat ini serta terbuat dari perak.
Megawati Soekarnoputri pernah bertugas sebagai Paskibraka pada saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengenang kambali pengalamannya yang pernah bergabung sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) ketika peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan pada 1964 silam.

Hal itu ia disampaikan saat berpidato di depan Pengurus Pusat dan anggota Purna Paskibraka Indonesia, Jakarta, Sabtu (10/11) malam.

Megawati bercerita saat itu dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan berhasil lolos seleksi Paskibraka tingkat nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Amanah yang diberikan kepada Mega pun tak main-main, ia dipercaya sebagai petugas pembawa baki bendera pusaka Merah Putih yang dijahit ibunya sendiri, Fatmawati untuk dikibarkan pada 17 Agustus 1964.

"Saya [anggota Paskibraka] tahun 1964, di sini ada dua orang namanya, satu angkatan sama saya. Tapi [nama] sudah lupa, tapi wajahnya saya ingat, itu juga dari Perguruan Cikini, dari kecil sampai nenek-nenek masih sama," kata Mega saat didapuk bicara di depan hadirin.

Putra dari proklamator RI, Sukarno, itu berkisah mengenang saat didapuk jadi bagian Paskibraka angkatan 1964 saat itu mereka dilatih ajudan ayahnya, Mayor Husein Mutahar.

Mega pun berbagi kisah unik bahwa baki yang ia bawa saat itu masih terbuat dari perak dengan beban yang cukup berat.

"Karena waktu saya dulu itu bakinya [terbuat dari] perak, berat. Saya berpikir, kemana baki itu sekarang yah?" ujar Mega.

Perempuan yang lalu menjadi Presiden kelima RI itu lantas membandingkan baki penyimpan bendera yang ia bawa saat iu, dengan baki yang dimiliki Paskibraka saat ini terbuat dari bahan lain yang menurutnya lebih ringan.

"Saya tanya, kenapa sekarang membawa bakinya enteng yah? Saya kurang tahu juga itu karena sekarang bakinya sering tertutup kain kuning ya," kata Megawati.

Melihat hal itu, Mega lantas bertanya-tanya dimana baki perak yang dipegangnya saat itu. Dengan nada bercanda, Mega memperkirakan baki itu sudah dijual karena dirinya tak memantau lagi perkembangan Istana.

"Karena kami tahun 1967 sudah keluar dari istana, kemudian saya suruh kalian coba cari dong baki peraknya itu, apa sudah dijual ya?" Kata Mega disambut tawa hadirin yang hadir.

Pertanyaan Tak Terjawab Megawati Soal Baki Bendera PusakaPasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) saat dikukuhkan di Istana Negara, Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Rizal, salah satu purna paskibraka angkatan 1982 yang hadir di acara tersebut mengaku tak mengetahui soal cerita baki perak yang disebut Megawati tersebut.

Ia mengaku baru pertama kali mengetahui bahwa baki zaman dulu sempat terbuat dari perak.

"Saya kurang tahu juga ya, ini malah baru tahu dengan ceritanya bu Mega, keberadaannya mungkin Istana yang lebih tahu," kata Rizal.


Kisah unik Mega saat menjadi anggota Paskibraka tak berhenti di situ. Ia turut bercerita terdapat perbedaan antara Paskibraka zaman tahun 1964 dan zaman sekarang dari penggunaan sepatu.

Ia mengatakan bahwa pada era dia, para anggota Paskibraka hanya mengenakan sepatu dari bahan karet. Berbeda dari Paskibraka saat ini yang sudah mengenakan sepatu kulit 

"Sepatunya sekarang kan pakai dari bahan kulit hitam, dulu kan kita pesen [sepatu] kulit masih susah. Dulu sepatu kami dari bahan karet," kata Mega.

Tak hanya berbahan karet, aku Mega, saat itu sepatu tersebut tak memiliki tali sepatu agar lebih lekat dengan kaki.

Pada satu kesempatan, Mega mengatakan terdapat sepatu rekannya yang terlepas dan terlempar jauh ketika sedang latihan untuk mempersiapkan upacara detik-detik proklamasi tahun 1964.

"Sepayu itu tak ada pengikatnya beda seperti sekarang, jadi ada sepatunya yang terlempar, ya apa boleh buat pasti dapat hukuman," kata Mega.

Megawati lantas mengatakan bahwa posisinya yang sempat menjadi pembawa baki di peringatan HUT Indonesia berputar terbalik 180 derajat.

Sebab, ketika peringatan HUT RI di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2004 lalu ia menjabat sebagai inspekstur upacara karena posisinya sebagai presiden ke-5 RI.

"Dulu saya yang membawa baki, tapi kemarin saat jadi presiden saya yang menyerahkan bendera," kenang perempuan kelahiran 23 Januari 1947 tersebut.

(rzr/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER