Cerita Megawati Sesak Napas karena Dirundung di Medsos

CTR | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mei 2018 20:48 WIB
Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah dirundung atau dibully di media sosial, namun dia memilih tidak membalas karena pertimbangan etika.
Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri mengakui dirinya pernah menjadi korban perundungan di media sosial. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menceritakan tentang perundungan atau bullying yang kerap terjadi di media sosial.

Dia mengatakan sekelas dirinya pun bisa saja sakit jika mendapatkan bullying.

"Emangnya di-bully enggak sesak nafas? Jangan dipikir Ibu (Megawati) enggak bisa (sesak napas). Ya, bisa dong," kata Megawati di Gedung Filateli Jakarta, Kamis (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapan Megawati ini membikin riuh undangan yang menghadiri peluncuran buku Tjamkan Pantja Sila. Namun, Megawati mengaku tak ciut dengan bullying. Dia pun memilih untuk tidak membalas.

"Tapi, kan, enggak pernah saya lakukan (membalas) karena saya tahu sopan santun etika kebudayaan bangsa Indonesia," ungkap dia.

Hal ini diceritakan Megawati menyusul fenomena perundungan di media sosial karena salah ucapan. Dia mengatakan dirinya pun kerap menjadi sasaran empuk media sosial jika melakukan suatu kesalahan.

"Saya enggak mau sebut karena biasanya kalau saya sebut langsung (di-bully). Masuklah lagi perundungan saya. Wartawan pun ketawa," ujar dia.

Baru-baru ini nama Megawati kembali berseliweran di media sosial dan media massa lantaran gajinya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mencapai ratusan juta.

Megawati sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo terkait berita itu. Dia bilang Presiden Jokowi sempat meminta maaf lantaran pemberitaan tunjangan Mega di media.

"Tadi saya pun ditanya oleh bapak Presiden, dan beliau minta maaf. Dan saya bilang sudahlah, saya ini seringkali dimeriahkan di medsos," terang dia. (wis/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER