Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan mengatakan telah menyiagakan 450 pompa air mengatasi ancaman
banjir di Jakarta. Pompa air akan disiagakan di titik-titik yang rawan banjir.
Data Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI, saat ini ada lebih dari 30 titik rawan banjir yang dimonitor secara intensif. Namun, Anies tak merinci di mana saja titik rawan banjir yang ia maksud.
"Ada lebih dari 450 pompa, dan dari laporan yang sudah diterima, semua (pompa) dalam kondisi siap untuk bekerja dengan baik," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (12/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Anies, Pemprov DKI akan mempercepat pembangunan drainase serta melakukan pengerukan sungai dalam rangka antisipasi banjir. Anies menuturkan pihaknya juga akan melakukan rekayasa lalu lintas di tempat-tempat rawan banjir.
"Kita ini ada titik-titik yang sudah sering kena banjir, tapi tidak ada antisipasi rekayasa lalu lintas. Akibatnya dampak dirasakan oleh masyarakat banyak," tuturnya.
Namun, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan ini belum menjelaskan secara rinci soal rekayasa lalu lintas yang nantinya akan diterapkan.
Pemprov DKI, sambung Anies juga akan melakukan sosialiasi di tempat-tempat yang berpotensi banjir. Tak hanya itu, Pemprov DKI juga akan melakukan simulasi tanggap darurat dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan warga menghadapi banjir.
"Mulai dari simulasi rekayasa lalu lintas sampai simulasi evakuasi dini bagi warga yang tinggal di tempat-tempat yang rawan banjir," ujar Anies.
Di sisi lain, Anies menuturkan jika Pemprov DKI juga memastikan soal kesiapan logistik, seperti air bersih dan sanitasi di wilayah yang berpotensi banjir.
"Memastikan bahwa mekanisme penyaluran bantuan di berbagai tempat itu berlangsung dengan cepat dan tepat sasaran," ucap Anies.
Rampungkan Program Drainase Vertikal Anies kemudian menjanjikan program drainase vertikal akan direaliasikan pada akhir bulan November ini.
Drainase vertikal tersebut merupakan salah satu janji kampanye Anies pada warga Jakarta pada kampanye Pilkada DKI 2017 silam.
"Sekarang ada beberapa tempat, kita nanti akan umumkan. Mudah-mudahan akhir November ini kita bisa tunjukan hasilnya, sekarang sedang dalam proses," kata Anies.
Anies menjelaskan drainase vertikal tersebut dibuat wilayah pemukiman padat penduduk. Meski begitu, ia menyebut tak semua wilayah bisa menerapkan program drainase vertikal tersebut.
"Tidak dilakukan di tempat-tempat yang memang tanahnya sudah tidak bisa lagi menyerap air. Di tempat yang tanah sudah tidak bisa lagi menyerap air, yang dilakukan adalah pemompaan," tuturnya.
Lebih dari itu, Anies juga menjanjikan akan memberikan intensif khusus bagi warga atau perusahaan yang membuat drainase vertikal secara mandiri.
"Nanti termasuk intensifnya bagi rumah tangga dan perkantoran untuk membangun fasilitas drainase vertikal ini," ujar Anies.
Rekrut Relawan untuk BanjirAnies merekrut 1.400 relawan untuk memberikan laporan-laporan soal banjir Jakarta.
Menurut Anies selama ini laporan soal banjir yang diterima Jakarta Smart City banyak yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Alhasil, Unit Pengelola Teknis (UPT) Jakarta Smart City perlu verifikasi lebih dulu terhadap laporan-laporan tersebut.
"Ini problem tersendiri, karena bagaimana mungkin kita menerima laporan, kita tidak tahu validitas laporannya," kata Anies.
Anies menyampaikan selama ini banyak keluhan dari pihak Jakarta Smart City terkait verifikasi informasi banjir. Pasalnya, mereka harus melakukan verifikasi ulang atas laporan tersebut.
"Terima laporannya banyak tetapi kredibilitasnya harus diuji dulu," ujarnya.
Ia juga menilai proses verifikasi tersebut memperlambat tindak lanjut Pemprov DKI atas laporan tersebut. Ke depannya, sambung Anies, Pemprov DKI tak akan lagi menerima laporan soal banjir tanpa ada proses verifikasi terlebih dulu.
Untuk itu, Pemprov DKI merekrut 1.400 relawan yang sudah diseleksi dan diverifikasi oleh Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta untuk melaporkan kejadian banjir di wilayah Jakarta.
Relawan tersebut terdiri dari ketua RT, ketua RW, lembaga musyawarah kelurahan (LMK), serta forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM).
"Mulai sekarang kita sudah memiliki 1.400 orang yang terverifikasi di seluruh wilayah Jakarta," ucap Anies.
Anies mengatakan 1.400 relawan itu memiliki pengetahuan soal cara menyampaikan laporan titik banjir dengan akurat.
"Ketika dia mengirimkan laporan, maka laporan itu tidak perlu kita cek ulang lagi," katanya.
(dis/ain)