Jakarta, CNN Indonesia --
Megawati Soekarnoputri mengaku sering disadap oleh sejumlah pihak. Ketua Umum
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu lantas memilih tak memegang telepon seluler atau
handphone.
"Saya manusia di Indonesia yang paling sering disadap. Ngapain capek-capek bawa
hape," kata Mega saat
membuka sekolah calon anggota legislatif tingkat DPR di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (15/11).
Merasa sering disadap, Mega bercerita beberapa kali meminjam handphone milik pembantunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mega mengaku meminjam handphone saat melihat pembantunya memiliki banyak telepon seluler.
"Ini buat apa? Dia jawab 'ini buat gratis jam segini, yang ini gratis jam segini,' ya sudah kalau saya butuh telepon saya tanya ini jam berapa, mana hape mu saya mau telepon. Tidak mungkin juga disadap walau sekarang sudah canggih penyadapan," ujar Megawati.
Presiden ke-5 RI itu lantas mengungkapkan bahwa penyadapan tak hanya dilakukan oleh lawan politiknya, melainkan juga oleh pihak-pihak yang bukan lawan politiknya.
Untuk pihak yang terakhir Mega pun menyindir nama Johan Budi, caleg PDIP yang juga menjadi juru bicara kepresidenan.
Dengan santai Mega berkata kantor tempat Johan Budi pernah bertugas termasuk salah satu yang menyadap dirinya.
"Kalau saya gini saja ngomong sudah disadap yang di sana. Tapi biarin aja, deh," ujar Megawati.
"Itu, tempatnya Pak Johan Budi itu juga ikut nyadap," ujar Mega menambahkan disambut gelak tawa peserta yang hadir.
Mega tak menyebut secara rinci kantor yang ia maksud. Johan Budi sendiri sebelum menjadi juru bicara kepresidenan sempat berkarier lama di Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dia memulai kariernya sebagai juru bicara KPK dari 2004 sampai 2014, kemudian menjadi Deputi Pencegahan KPK hingga pada 2015 menjabat plt pimpinan KPK.
(jps/wis)