Demokrat Ibaratkan SBY Jagoan yang Muncul di Akhir Cerita

CNN Indonesia
Rabu, 21 Nov 2018 21:53 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat SBY disebut bak jagoan karena baru akan turun mengampanyekan Prabowo-Sandiaga pada Maret, yang merupakan akhir masa kampanye.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diibaratkan sebagai jagoan karena baru akan turun mengampanyekan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Maret, yang merupakan akhir masa kampanye.

Masa kampanye Pemilu 2019 akan berakhir pada 13 April dan pemungutan suara pada 17 April 2019.

"Tentang lakon wayang, jadi kalau jagoannya munculnya di akhir. Nah, di depannya itu kami dulu lah," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Rumah Daksa, Jakarta Selatan, Rabu (22/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hinca, jagoan selalu muncul di saat yang tepat dan menentukan. Hinca mengatakan saat ini mesin partainya akan mengonsolidasikan di daerah-daerah terlebih dahulu.

"Jadi lakonnya [SBY] munculnya di belakang," kata Hinca.

Hinca menganggap Maret adalah momen yang pas bagi SBY untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandi. Dia mengklaim pihaknya sudah menghitung hal itu.

Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, di Jakarta, Minggu (11/11).Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, di Jakarta, Minggu (11/11). (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Pada pilpres terdahulu, masa kampanye hanya selama 45 hari. Berbeda dengan pilpres 2019 yang mana masa kampanye dilaksanakan selama tujuh bulan. Berkampanye di Maret, kata Hinca, kurang lebih sama dengan 45 hari kampanye di masa pilpres terdahulu. Karenanya dia anggap Maret adalah waktu yang tepat.

"Kalau kita hitung dan kalau kami sebut bulan Maret, jatuhnya ke April tanggal 17 itu persisnya seperti itu. 45 hari tadi," ujar Hinca.

"Jadi biarkan Pak SBY muncul di saat yang tepat, hitung-hitungan kami maret itu," lanjutnya.

Di tempat yang sama, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menegaskan bahwa koalisi pengusung Prabowo-Sandi solid. Dia membantah anggapan-anggapan parpol pengusung, kecuali Gerindra, setengah hati mendukung capres-cawapres nomor urut 02.

"Itu tidak berdasar. Kita bertemu secara teratur. Bicarakan berbagai hal secara konstruktif, produktif, dan strategis," tutur Eddy.

Sebelumnya, Gerindra dan Demokrat kembali diisukan mengalami perpecahan. Hal itu bermula Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yang menagih janji SBY dan Agus Harimurti Yudhoyono untuk mengkampayekan Prabowo-Sandi.

SBY meminta Gerindra introspeksi diri. Wakil Sekjen Andi Arief menambahkan bahwa Prabowo-Sandi masih belum memenuhi janjinya untuk meningkatkan elektabilitas parpol-parpol pengusung.

(bmw/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER