Jakarta, CNN Indonesia -- Dua tersangka pembunuh
pendamping lagu (PL)
Ciktuti lin Puspita (CIP) di Mampang, Jakarta Selatan, menyimpat
mayat dalam lemari karena berusaha menghilangkan jejak setelah melakukan aksinya.
Kedua tersangka itu adalah sepasang kekasih, yakni R dan YAP. R merupakan perempuan, sedangkan YAP laki-laki.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan berdasarkan keterangan yang digali oleh penyidik diketahui bahwa pembunuhan dilakukan oleh YAP. Sedangkan R tidak terlibat.
YAP membunuh CIP dengan cara menghantamkan palu yang ada di tempat kejadian. Selain itu, pelaku juga sempat menjerat leher korban dengan tali sweater.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat itu, kata Indra, R panik setelah melihat CIP tewas di tangan YAP. Ia kemudian memberikan saran kepada YAP agar jenazah CIP ditaruh di dalam lemari.
"Memang perempuan ini tidak melakukan apa-apa. Tapi justru ada saran dari yang bersangkutan untuk menyimpan mayat itu di dalam lemari," kata Indra di tempat kejadian perkara, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (23/11).
 Tersangka pembunuh merekonstruksi adegan menyimpan mayat dalam lemari di Mampang. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Usai membunuh, kata Indra, para pelaku sempat membersihkan lantai dengan menggunakan kain yang ada di lokasi.
"Kelihatan dari tindakan yang dilakukan mereka ingin menghilangkan jejak seperti lantai dibersihkan, dengan menggunakan kain yang ada," kata Indra.
Indra mengatakan bahwa kedua pelaku sempat berbincang dan memutuskan untuk kabur setelah pembunuhan tersebut. Namun, keduanya tertangkap di Jambi.
Kepolisian Resor Jakarta Selatan hari ini melakukan rekonstruksi atas kasus tersebut. Rekonstruksi digelar sekitar satu jam sejak pukul 14.00 WIB. Ada 13 adegan yang dilakukan para pelaku. Rekonstruksi ini guna mengkonfirmasi keterangan-keterangan yang telah digali penyidik dalam kasus pembunuhan berujung mayat dalam lemari di Mampang.
(fhr/gil)