Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur
DKI Jakarta
Anies Baswedan mengaku tak pernah mempermasalahkan soal berbagai komentar negatif yang menyerang di media sosial, baik yang ditujukan pada dirinya maupun Pemprov DKI.
Menurut Anies, berbagai komentar negatif tersebut telah ia dapatkan sejak masih berkampanye sebagai calon gubernur di Pilkada DKI 2017 lalu.
"Sekarang kalau disebut serangan, rasanya seperti dilempari tusuk gigi, kalau dulu kan keras sekali (rasanya), kalau sekarang ya sudah biasa aja. Jauh dibandingkan ketika masa kampanye, oh jauh sekali meski ramai dan keras," tutur Anies dalam acara Festival Media Digital Pemerintah yang diselenggarakan KPK dalam rangka Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (5/12).
Anies menilai kritik yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah bukan hal baru. Ia juga berpendapat, seharusnya pejabat memang tak anti terhadap kritik, termasuk lewat media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies kemudian mencontohkan kebijakan penggusuran makam untuk pelebaran jalan yang pernah diambil oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin di tahun 1967. Kebijakan itu, sambung Anies, mendapat kritik sekaligus pujian dari masyarakat.
"Itu ramai dibicarakan orang, dikritik, dipuji, tapi di mana? Di warkop, tidak ada alat yang menyambungkan dengan telinga gubernur. Komentar itu bukan barang baru, yang baru sekarang telinga kita tambah," kata Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayan ini pun mengaku tak pernah mempermasalahkan berbagai kritik akibat kebijakan yang ia ambil.
"Sama lah seperti juga kalau yang lain buat kebijakan. Jadi
take it easy, saya sudah ngalamin kampanye di Jakarta," ujar Anies.
Untuk mengatasinya, Anies pun mengimbau kepada jajarannya untuk tetap fokus pada perencanaan dan tidak terpengaruh dengan kritikan di media sosial.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menilai kritikan di media sosial tak perlu direspons secara berlebihan, sehingga hanya ditanggapi sewajarnya saja.
"Ini ngatur perasaan, biasa aja gitu," ujarnya.
Anies juga menyebut saat ini Pemprov DKI mengelola lebih 100 akun di media sosial. Tak hanya itu, Anies juga mengintegrasikan admin media sosial agar dapat melakukan sosialisasi kebijakan Pemprov DKI dengan baik kepada masyarakat.
Pemprov DKI, kata Anies, juga memiliki lebih dari 5.000 anggota masyarakat sukarelawan yang terverifikasi, untuk melaporkan masalah lewat media sosial.
(dis/dea)