Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo mengaku telah memerintahkan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto untuk mengejar dan menangkap
pelaku pembunuhan puluhan pekerja proyek jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga, Papua.
"Saya telah memerintahkan Panglima TNI untuk mengejar dan menangkap pelaku tindakan biadab tersebut," jelas Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/12).
Pemerintah, katanya, juga tak gentar dengan kejadian ini. Menurut Jokowi, tidak ada alasan proyek infrastruktur di Papua untuk dihentikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar proyek jalan dari Wamena menuju Mamugu tetap diteruskan. Trans Papua sepanjang 4.600 kilometer (km) harus diselesaikan. Ini harus jalan terus untuk membangun tanah Papua dan mewujudkan keadilan sosial," kata dia.
Ia tak memungkiri bahwa pekerjaan proyek infrastruktur di Papua terbilang riskan. Selain faktor keamanan, kondisi geografis disebutnya juga menjadi halangan.
Jokowi memberi contoh ruas jalan Trans Papua Wamena-Mamugu sepanjang 278 km yang menjadi lokasi pembunuhan. Proyek itu dikerjakan di ketinggian 3 ribu meter di atas permukaan laut tanpa akses yang mumpuni. Bahkan, material konstruksi harus didatangkan melalui jalur udara.
"Karena alam di sana yang sulit dan faktor keamanan masih perlu perhatian, maka pekerja di sana benar-benar bertaruh nyawa. Ini yang perlu diketahui masyarakat," kata Jokowi.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian mengatakan telah bekerja sama dengan TNI untuk memburu pelaku yang diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Saat ini, Wakapolri dan Panglima TNI sudah berada di Papua untuk berkoordinasi. Pasukan yang dipimpin langsung oleh Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih dan Kapolda Papua pun sudah diterjukan ke tempat kejadian perkara.
Hanya saja, ia mengakui bahwa medan yang berat bisa menjadi penghalang misi tersebut. Namun, melihat jumlah yang diterjunkan, ia yakin pasukan gabungan bisa mengendalikan situasi.
"Karena medan berat, hutan yang luas sehingga ada kemungkinan pelaku bisa lari ke tempat lain. Tapi kami terus amankan dan
the show must go on," pungkas dia.
(glh/arh)