KALEIDOSKOP 2018

4 Bulan Kursi Kosong Wagub DKI dan Suhu Hangat PKS-Gerindra

CNN Indonesia
Kamis, 27 Des 2018 12:25 WIB
Kursi wakil Gubernur DKI kosong sejak Agustus 2018 sejak ditinggal Sandiaga. Dua partai yang berhak mengisinya, PKS dan Gerindra belum sepakat soal nama.
Sandiaga Uno. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
PKS dan Gerindra kemudian membentuk tim untuk pelaksanan fit and proper test tersebut. Setiap partai mengirimkan dua nama untuk menjadi anggota dari tim tersebut.

Gerindra menunjuk Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Syarif dan peneliti LIPI Siti Zuhro. Sementara PKS memilih Ketua DPW PKS DKI Syakir Purnomo serta Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abduraman Suhaimi untuk masuk dalam tim fit and proper test.

Namun, lagi-lagi pelaksanaan fit and proper test itu tak berjalan mulus. Muncul perbedaan persepsi antara Gerindra dan PKS soal proses fit and proper test bagi calon wagub DKI tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufik menyebut fit and proper test tersebut sebagai cara untuk melihat kemampuan dan pemahaman calon yang diajukan oleh PKS tentang Jakarta, sehingga bisa mendampingi Anies Baswedan.

Sedangkan PKS berpendapat, fit and proper test tersebut seharusnya hanya menjadi ajang perkenalan antara calon yang mereka ajukan kepada Gerindra.

Selain itu, pelaksanaan fit and proper test juga terkendala belum dikirimnya Surat Keputusan (SK) penunjukkan tim fit and proper test dari masing-masing partai. Padahal, kepada media, kedua partai menyatakan sudah menunjuk orang untuk masuk dalam tim fit and proper test tersebut.
PKS kemudian mengundang Gerindra untuk kembali melakukan pertemuan guna membahas lebih lanjut soal pengisian kursi wagub tersebut, termasuk untuk membahas proses fit and proper test.

Pertemuan tersebut sedianya digelar pada 4 Desember di Kantor DPW PKS DKI. Tapi, pertemuan itu akhirnya batal karena Gerindra tengah mengadakan acara bimbingan teknis (bimtek) di Semarang, jawa Tengah.

Hingga penghujung tahun 2018, belum jelas, pertemuan kedua partai akan kembali digelar. Lamanya proses pengisian kursi wagub oleh PKS dan Gerindra tersebut, juga disoroti fraksi lain di DPRD DKI.

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta kedua partai pengusung untuk segera memilih sosok pendamping Anies Baswedan. Dia khawatir kekosongan posisi wagub tersebut akan membuat Anies tidak maksimal dalam menjalankan roda pemerintahan di Jakarta.

"Ini menjadi catatan kritis kita bersama, bagaimana bisa segera mengakhiri ini agar Pak Anies tidak sendiri lagi, pontang-panting dalam rangka menjalankan tugas," kata Gembong pada 12 Desember 2018.

Di tengah perseteruan antara PKS dan Gerindra, sejumlah pihak kemudian mulai menyodorkan nama untuk masuk ke dalam bursa calon wagub DKI

Misalnya saja, Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Anggawira yang mengemukakan usulan agar posisi Wagub DKI bisa diisi kadernya.

Kemudian, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus yang juga menyodorkan salah satu kadernya jika PKS dan Gerindra tak juga mencapai kata sepakat.

"Bila sosok Gubernur tak disepakati oleh Partai Gerindra dan PKS, nama Wakil Gubernur sebaiknya ditawarkan kepada tokoh-tokoh lain di Jakarta, salah satunya anak Priok yang kini duduk sebagai wakil rakyat, Ahmad Sahroni," kata Bestari pada 15 Desember.

Selain itu, juga sempat mencuat nama politikus Golkar dan pengusaha Erwin Aksa. Erwin disebut-sebut mampu menjadi penengah antara PKS dan Gerindra untuk mengisi kursi DKI 2 tersebut.

Namun, PKS menegaskan kursi wagub DKI sudah menjadi harga mati untuk kadernya. PKS telah menutup pintu bagi pihak lain untuk bisa mengusulkan nama calon wagub pengganti Sandiaga.

Anies sendiri pernah menyatakan tidak akan mengintervensi proses pengisian kursi wagub tersebut, meski sejumlah pihak memintanya untuk menjadi mediator bagi PKS dan Gerindra.

Kendati demikian, Anies sempat menyampaikan kriteria yang ia inginkan dari sosok calon pendampingnya itu.

Anies ingin calon wagub berkomitmen mengikuti visi misi yang telah ia buat bersama Sandiaga sejak Pilkada 2017. Dia juga berharap sosok wagub baru itu tidak membawa visi misi sendiri.
(dis/ugo)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER