Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo mengunjungi makam Presiden Keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa
Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Selasa (18/12). Ini merupakan bagian dari safari empat pondok pesantren yang dilakukannya hari ini.
Jokowi tiba di Tebuireng pukul 14.00 WIB dan langsung menghadiri acara internal terlebih dulu. Sekitar 45 menit kemudian, Jokowi menyambangi makam Gus Dur dan KH Hasyim Ashari.
Adapun dua tokoh tersebut merupakan tokoh penting Tanah Air yang memiliki keterikatan dengan Pesantren Tebuireng. Hasyim Ashari adalah pendiri Pondok Pesantren Tebuireng sekaligus pahlawan nasional. Sementara itu, Gusdur merupakan cucu Hasyim Ashari yang kebetulan juga menjadi presiden keempat Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi terlihat membacakan doa sebelum menaburkan bunga di kedua makam tersebut. Dalam kesempatan itu, Jokowi ditemani oleh Yenny Wahid, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan pengurus besar Pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid. Tak jarang, Jokowi terlihat berbicang dengan Yenny Wahid seraya memanfang pusara Gus Dur.
Pesantren Tebuireng merupakan lawatan kedua dari safari pondok pesantren Jokowi di Jawa Timur. Sebelumnya, Jokowi telah mengunjungi Pesantren Darul Ulum yang juga berlokasi di Kabupaten Jombang.
Di Pesantren Darul Ulum, Presiden Joko Widodo mengimbau santri untuk tidak terpecah belah karena perbedaan pilihan pada Pilpres 2019. Menurut dia, pilihan tiap lima tahun itu mestinya tak memecah kebinekaan Indonesia yang sudah lama ada.
 Presiden Joko Widodo menyekar ke makam Gus Dur. (CNN Indonesia/Galih Gumelar) |
Saat itu, di hadapan para santri Jokowi berkisah bahwa ada beberapa kampung dan komunitas keagamaan yang tak mau bertegur sapa lantaran berbeda pilihan politik.
"Ada lagi karena pilpres, di majelis taklim tidak saling sapa, tapi ini tidak di Jombang," kata Jokowi.
Lebih lanjut ia menuturkan, sikap saling sinis akibat perbedaan pilihan selama pesta demokrasi adalah hal yang sia-sia. Sebab, pemilihan umum, baik tingkat pusat dan daerah, dilakukan setiap lima tahun sekali.
(glh/ain)