Jakarta, CNN Indonesia -- Chief Business dan pendiri Generasi Digital Indonesia (GDILab) Jeffry Dinomo membantah bahwa pihaknya pernah menyebut pendukung pasangan calon presiden
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memakai
bot atau tentara bayaran di media sosial.
Ia pun menjelaskan ada perbedaan antara
bot dengan
cyber troops, istilah yang mereka sebut dalam pemaparannya pada Minggu (16/12).
"Saya tidak pernah mengatakan akun
bot," kata pria yang akrab disapa Uje itu kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Uje tersebut merupakan tanggapan atas tudingan dari kubu Prabowo-Sandi yang tak terima disebut memakai pasukan siber dalam berkampanye di media sosial. Uje menilai reaksi pihak-pihak pendukung paslon nomor urut 02 itu wajar karena tiap orang punya interpretasi masing-masing.
Akan tetapi, Uje menyatakan ada perbedaan cukup mendasar antara istilah
bot dengan pasukan siber.
"
Cyber troops itu adalah akun-akun yang melakukan aktivitas di media sosial secara berkelompok, yang kita lihat di kubu Prabowo dari pola waktu dan aktivitasnya yang bersamaan," katanya.
Cara kerja
bot menurut Uje cukup berbeda dengan pasukan siber.
Bot bekerja secara otomatis tanpa memerlukan koordinasi atau campur tangan manusia. Misalnya ketika suatu akun
bot mengunggah sesuatu di Twitter, ribuan akun lain dapat melakukan
retweet secara serempak.
"Atau dengan pola yang sama, ketika akun A, akun B, hingga akun ke-100 dapat mem-
posting 'aku cinta Indonesia' dalam menit dan detik yang sama," imbuh Uje.
Ia menambahkan, platform yang ada tidak memungkinkan penggunaan
bot. Kalaupun bisa, menurutnya usaha yang diperlukan sangat besar.
Sebelumnya kubu Prabowo-Sandi menampik paparan hasil analisis kampanye kedua capres di media sosial dari GDILabs, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), PoliticaWave, BFI Technologies, dan tek.id. Timses Prabowo-Sandi membantah bahwa pihaknya memakai pasukan siber seperti yang diindikasikan hasil analisis itu.
Kubu Prabowo bahkan menuduh balik bahwa pihak petahana yang justru memakai
bot.
"Kalau sampai ada punya tim khusus IT, khusus
hacker, robot segala macam, itu bukan oposisi. Wong, uangnya enggak ada. Saya pastikan dari petahana yang punya duit banyak," kata anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya, Senin (17/12) lalu.
(bin/pmg)