Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla (JK) menyatakan, siapa pun yang terpilih menjadi presiden dalam
Pemilu 2019 tak ingin Indonesia punah. Hal ini menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan punah jika dirinya tak terpilih dalam pemilu tahun depan.
"Insya Allah siapa pun yang memerintah Indonesia tidak akan punah. Siapa pun yang memerintah karena kita bersama-sama ingin membangun bangsa," ujar JK di kantor wakil presiden Jakarta, Kamis (20/12).
JK meyakini tidak ada calon pemimpin yang ingin mencelakakan bangsanya sendiri. Bahkan jika Prabowo kalah, menurut JK, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo pun tetap ingin Indonesia tidak punah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Pak Jokowi menang pasti keinginannya bangsa ini maju. Seperti itu," katanya.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan Indonesia bisa punah jika pihaknya kalah di Pilpres 2019. Sebab, terlalu lama elite berkuasa dengan langkah dan cara yang keliru yang menyebabkan tingginya ketimpangan sosial di Indonesia.
"Kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah negara ini bisa punah," kata Prabowo saat menyampaikan pidato di acara Konfernas Partai Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12).
Pengamat komunikasi politik Lely Arrianie menilai pernyataan Indonesia akan punah hanya bagian dari strategi Prabowo mendapat simpati masyarakat. Dengan narasi kecemasan itu, menurut dia, Prabowo berharap bisa dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat.
"Prabowo Subianto ingin dilihat sebagai pahlawan dengan membangun narasi kecemasan yang tujuan akhirnya ia ingin dilihat sebagai hero," ujar Lely kepada
CNNIndonesia.comLely menuturkan diksi pesimisme yang dibangun oleh Prabowo akan kontra produktif bagi elektabilitasnya. Sebab, realitas saat ini menyebut kinerja Jokowi selaku calon petahana masih mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat.
Lely menilai pernyataan Prabowo bahwa Indonesia akan punah juga bertentangan dengan tiga indikator komunikasi di dalam kampanye, yakni harapan, perubahan, dan kesatuan.
(psp/ugo)