Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla (JK) menyinggung
Partai Demokrat dalam membuat jargon anti korupsi. JK meminta
Partai Golkar tak mencontoh partai besutan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Berkaca dari pengalaman Partai Demokrat, partai itu pernah terkenal dengan jargon iklannya 'katakan tidak pada korupsi'. Namun nyatanya sejumlah kader Demokrat justru dipenjara karena korupsi.
"Jangan contohnya kayak Partai Demokrat yang (bilang) anti korupsi, enggak lama kemudian yang ngomong itu ada di dalam (penjara)," ujar JK saat memberikan sambutan dalam acara silaturahmi Partai Golkar di Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam iklan Partai Demokrat itu memang menunjukkan sejumlah kader di antaranya Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum. Belakangan mereka dipenjara karena terbukti korupsi.
Selama ini, lanjut JK, Golkar juga memiliki jargon anti korupsi. Namun ternyata mantan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar yakni Setya Novanto dan Idris Marham juga tersangkut kasus korupsi.
"Ketua dan sekjen ada di dalam (penjara), bagaimana caranya kita menggerakkan itu. Jadi harus dicari tema lain," katanya.
JK khawatir hal itu akan berpengaruh pada perolehan suara Golkar dalam pemilu mendatang. Ia pun mengingatkan agar Partai Golkar memberikan contoh yang baik dalam pelaksanaannya.
"Bagaimana itu, jangan seperti itu, menurunkan suara. Maka itu pak ketum dan seluruh pengurus harus merumuskan harapan yang baik. Tapi di luar itu yang penting adalah contoh," ucap JK.
(psp/dal)