Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (
MUI) Cholil Nafis mengimbau agar para ustaz tak mudah terprovokasi soal pilihan calon presiden-wakil presiden dalam kontestasi
pemilu 2019.Hal ini disampaikan Cholil usai bertemu dengan calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin di Menteng, Jakarta, Senin (31/12).
"Kita sampaikan ustaz itu boleh memilih nomor satu, boleh juga tidak. Tapi jangan tergoyah karena provokasi, lalu menggunakan
statement yang tidak sopan," ujar Cholil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, seorang ustaz harus dapat menjadi teladan dan menahan diri dari hasutan yang kerap muncul di media sosial. Dengan cara tersebut, ia pun mengimbau agar seorang ustaz harus pula mampu menyampaikan ceramah dengan cara yang tetap santun.
"Jadi mereka harus jadi panutan, tetap konsisten, jangan sampai tergiur bahasa yang provokatif," katanya.
Selain Cholil, sejumlah ustaz yang kerap muncul di televisi juga ikut menemui Ma'ruf. Beberapa di antaranya adalah Syarif Rahman, Nur Syam, dan Abi Ridwan.
Ustaz Yusuf Mansur dan Syekh Ali Jabber disebutkan semestinya juga ikut menemui Ma'ruf, namun keduanya berhalangan karena tengah mengisi acara di luar kota.
Cholil mengatakan pertemuan ini merupakan bentuk silaturahmi dari para ustaz yang kerap muncul di televisi.
Ia menegaskan tak ada pernyataan resmi dukungan dari para ustaz pada pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf dalam pertemuan tersebut.
"Ya teman-teman ada yang mendukung, tapi ini silaturahmi. Kalau mau mendukung ya silakan," ucap Cholil.
Kontestasi Pilpres 2019 diikuti dua pasang calon yakni Ma'ruf Amin yang berpasangan dengan capres petahana RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai paslon nomor urut 01.
Lawan politik mereka adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang berpasangan dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai paslon nomor urut 02.
Masa pencoblosan pilpres yang dilaksanakan serentak dengan Pemilu Legislatif dan DPD adalah pada 17 April 2019.
(psp/kid)