Sandi Larang Relawan Pakai Istilah 'Cebong' untuk Kubu Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 04 Jan 2019 11:52 WIB
Sandiaga Uno mengatakan pihaknya melarang penggunaan istilah 'cebong' karena tak ingin saling menjatuhkan selama Pilpres 2019. Dia ingin beradu program.
Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan pihaknya melarang penggunaan istilah 'cebong' selama Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Farid Miftah Rahman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno melarang para relawan pendukungnya menggunakan istilah 'cebong' yang kerap ditujukan bagi pendukung Jokowi-Ma'ruf, lawan politiknya di Pilpres 2019.

Larangan itu diutarakan lantaran Sandi tak ingin saling menjatuhkan dalam kontes politik kali ini, melainkan saling adu gagasan dan program.

"Saya sampaikan, kita hindari politik yang saling menjatuhkan. Jangan lagi pakai kata 'cebong', itu vocabulary yang saya larang untuk teman-teman relawan," kata Sandi ditemui di kawasan Meruya, Jakarta Barat, Kamis (3/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tak hanya melarang sebutan cebong, Sandi juga mengingatkan relawan pendukungnya agar berhati-hati saat menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Bahkan Sandi mengancam akan memberikan tindakan disiplin bagi relawannya yang kedapatan menyebar hoaks.

"Seandainya ada dalam tubuh 7.000 lebih relawan yang masih terkontaminasi (hoaks) harus diberikan satu pencerahan dan harus diberikan tindakan disiplin," kata Sandi.

Dalam kesempatan itu, Sandi juga meminta para relawannya berani menyampaikan gagasan dan memperkuat isu ekonomi yang saat ini tengah jadi polemik di masyarakat.


"Kita sampaikan apa yang memang terjadi saat ini, isu ekonomi, lapangan pekerjaan, harga mahal," kata dia.

Istilah 'cebong' belakangan ini kerap digunakan sebagai sebutan bagi para pendukung Jokowi di Pilpres 2019. Sementara para pendukung Prabowo-Sandi sering kali disebut dengan istilah 'kampret'.

Di sisi lain, politikus PDIP Masinton Pasaribu sempat menyampaikan sebutan 'cebong' dan 'kampret' yang kerap digunakan untuk pendukung dua kubu, sudah seharusnya dihilangkan. Pihaknya berharap agar tidak ada dikotomi atau perpecahan di masyarakat.

Beberapa tokoh agama juga meminta agar tak ada lagi sebutan 'cebong' dan 'kampret'. Hal ini disampaikan pendiri Pondok Pesantren Darut Tauhid Abdullah Gymnastiar alias AA Gym dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin.

(tst/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER