LSI: PDIP Bisa Cetak 'Hattrick', Golkar Buat Rekor Buruk
Selasa, 08 Jan 2019 17:06 WIB
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, menyebut PDIP potensial jadi parpol pertama yang mencetak hattrick di pemilu pascareformasi. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Di sisi lain, Partai Golkar potensial mencetak rekor baru dengan keluar dari posisi dua besar untuk pertama kalinya.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, menyebut 'kutukan' itu disebut sebut telah ada sejak pemilu 1999. Bentuknya, tidak pernah ada juara bertahan alias dua kali berturut-turut dalam pileg. Contohnya, pada pemilu 1999 PDIP menjadi pemenang pemilu, tetapi kalah dari Golkar pada pemilu 2004.
"Pemilu pasca reformasi tidak ada parpol juara terus menerus atau juara bertahan, 'kutukan' juara karena memang tidak ada juara bertahan," ujar Ardian, di kantornya, Jakarta Timur, Selasa (8/1).
"Sehingga kalau misalnya prediksi kita PDIP juara di 2019 mendatang, ini jadi sebuah torehan buat PDIP karena berhasil mempertahankan status sebagai juara," ia menambahkan.
"Jika PDIP menang kembali setelah reformasi dia mencetak sejarah hattrick karena tiga kali menang pemilu," tuturnya.
Ardian mengatakan keyakinannya akan kemenangan PDIP di Pileg 2019 karena dua alasan. Pertama, empat kali survei memperlihatkan bahwa posisi PDIP tetap di nomor satu. Kedua, selisih dengan partai saingan di bawahnya mencapai lebih dari 10 persen.
Sementara, margin of error setiap survei kurang lebih 2,9 persen. Selain itu survei juga dilengkapi dengan penelitian kualitatif metode analisis media, diskusi kelompok terfokus (FGD) dan wawancara mendalam.
"LSI merangking dari bulan Agustus sampai Desember terdapat lima partai terbesar. Big five ada PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, kemudian ada Partai Demokrat," tuturnya.
Sedangkan Gerindra yang ada di posisi dua hanya memperoleh suara 13,1 persen pada Agustus, 11,5 persen pada September, 11,3 persen pada Oktober, 14,2 persen pada November dan 12,9 persen pada Desember.
Sementara itu, Partai Golkar memperoleh 11,3 persen pada Agustus; 10,6 persen pada September; 6,8 persen pada Oktober; 9,7 persen pada November; dan 10 persen pada Desember.
Kemudian untuk Partai Demokrat memperoleh 5,2 persen di Agustus; 3,7 persen di September; 3,4 persen di Oktober; 4,1 persen di November; dan 3,3 persen di Desember.
Golkar Cetak Sejarah
Berbeda dengan PDIP, Ardian mengatakan hal tak menguntungkan justru dapat menimpa Partai Golkar. Menurutnya, Beringin berada di urutan ketiga dan masih harus kejar-kejaran dengan Partai Gerindra di posisi dua.
Jika Golkar tidak dapat menaikkan suaranya, Ardian mengatakan Partai Golkar akan mencetak sejarah buruk dengan terlempar dari posisi satu atau dua dalam pemilu. Pasalnya, dalam gelaran pemilu pascareformasi Partai Golkar selalu masuk di dua besar.
"Jika tidak ada perbaikan, ini bisa menjadi sejarah yang kurang bagus karena pertama kalinya dalam sejarah Golkar terlempar dari posisi satu atau dua pemenang pemilu," ucapnya.
(arh)
ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
Kejagung Buka Suara soal Silfester Tak Kunjung Ditahan Kasus Fitnah JK
Nasional • 3 jam yang laluKPK Cegah Eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ke Luar Negeri
Nasional • 1 jam yang laluBos Maktour Fuad Hasan Turut Dicegah KPK di Kasus Haji Era Yaqut
Nasional • 38 menit yang laluGunung Marapi Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 1,6 KM
Nasional • 2 jam yang laluPolitikus Golkar Akui Sulit Dapat Duit Halal Sebagai Anggota DPR
Nasional • 4 jam yang laluLAINNYA DARI DETIKNETWORK