JK: Mahasiswa di Taiwan Bukan Kerja Paksa, Tapi Kerja Keras

CNN Indonesia
Selasa, 08 Jan 2019 18:54 WIB
Wapres Jusuf Kalla mengatakan para mahasiswa RI memang perlu mencontoh cara kerja warga Taiwan yang dikenal pekerja keras.
Wapres Jusuf Kalla mengatakan para mahasiswa RI memang perlu mencontoh cara kerja warga Taiwan yang dikenal pekerja keras. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membantah kabar mahasiswa Indonesia kerja paksa di Taiwan. Menurut JK, para mahasiswa itu hanya bekerja keras.

"Kita tahu dulu apa yang terjadi baru kita rumuskan apa itu kerja paksa atau kerja keras. Saya yakin itu bukan kerja paksa tapi mungkin kerja keras," ujar JK di kantor wakil presiden Jakarta, Selasa (8/1).

JK mengatakan, para mahasiswa itu memang perlu mencontoh cara kerja warga Taiwan yang dikenal pekerja keras. Meski tak berhubungan dengan pendidikan yang dipelajari, kata JK, para pelajar itu tetap harus menggunakan kemampuannya untuk bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mereka kerja, harus mengelem, membungkus sebanyak 30 ribu (lensa kontak), itu kan kerja keras. Itu perlu belajar di samping belajar teknologi, perlu perilaku," katanya. "Kalau Anda tidak kerja keras, tidak mau nungguin berjam-jam cepat bosan, gimana cepat maju negeri ini," imbuh JK.

Sementara itu terkait usulan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Taiwan yang meminta pemerintah Indonesia menempatkan pejabat setara atase pendidikan dinilai JK tak perlu. Terlebih Indonesia tak memiliki perwakilan kedutaan di Taiwan.

"Kita tidak ada kedutaan, hanya kantor perdagangan. Tidak ada atasenya, jadi tim saja yang mengurus. Tapi yang paling penting, mereka bukan hanya mendapatkan ilmu tapi budaya kerja," terangnya.

Ratusan mahasiswa Indonesia di Taiwan sebelumnya dilaporkan dipekerjakan di sebuah pabrik lensa kontak di Hsinchu dengan jam kerja dari pukul 07.30 sampai 19.30 waktu setempat.

Mereka harus berdiri selama 10 jam dan membungkus setidaknya 30 ribu bungkus lensa kontak, dengan waktu istirahat hanya dua jam.

Selain itu, para pelajar yang rata-rata Muslim itu dilaporkan hanya diberi makanan tidak halal, bahkan mengandung daging babi.

Namun Perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan di Jakarta, John Chung Chen, membantah kabar dugaan kerja paksa tersebut. Dia juga menyangkal kampus-kampus di Taiwan menerapkan jam kerja berlebih terhadap para mahasiswa asing.
(psp/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER