Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB), Letjen
Doni Monardo meminta tokoh masyarakat dan agama menyisipkan soal pengenalan alam dan
bencana dalam khotbah Salat Jumat atau pengajian. Menurutnya, itu diperlukan demi meningkatkan kesadaran dan mengurangi risiko bencana.
"Seluruh tokoh masyarakat, terutama ulama, seminggu sekali saat khotbah atau pengajian, mengingat mayoritas masyarakat Jawa Barat ini beragama Islam, untuk menyisipkan 2-3 menit, perhatian kepada alam. Kita peduli alam, alam merawat kita." kata Doni melalui keterangan tertulis yang diterima
CNNIndonesia.
com, Sabtu (12/1).
Imbauan itu disampaikan Doni ketika berkunjung ke Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Jawa Barat, kemarin (11/1). Saat berada di sana, Doni menemui beberapa tokoh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam bincang-bincang, Doni menyatakan banyak penduduk setempat tidak mengetahui kawasan selatan Sukabumi rawan gempa bumi dan tsunami.
Desa itu sempat tertimbun longsor pada 31 Desember 2018. Hal itu, kata Doni, bisa dihindari apabila warga setempat menyadari risiko bencana dan menanam tanaman buah dan tanaman keras yang endemik di Jawa Barat.
"Karena kalau tidak diberikan sebuah pemahaman maka risiko terjadi bencana akan semakin banyak," tutur mantan Komandan Kopassus ini.
Penyisipan pemahaman mengenai bencana diyakini sebuah kepedulian yang harus melibatkan semua komponen mulai dari pemerintah pusat hingga daerah seperti lurah, kepala desa, dan kampung.
Menurut Doni, tugas BNPB mendatang adalah memberi pendidikan sadar potensi bencana kepada masyarakat. Penduduk di suatu daerah menurut dia harus peka terhadap lingkungan dan tanda-tanda alam demi menekan potensi kerugian ketika terjadi bencana.
"Misalnya pada musim hujan waspada banjir dan longsor. Kemudian menjelang musim kemarau dengan kebakaran hutan. Itu juga harus kita antisipasi dan bagamana masyarakat kita bisa lebih siap," ucap mantan Sekjen Wantanas ini.
(chri/ayp)