Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh politik dan aktivis
Yenny Wahid mengomentari gagasan calon presiden nomor urut 02,
Prabowo Subianto, menaikkan gaji birokrat untuk menanggulangi perilaku korupsi, sebagaimana disampaikan dalam
debat pilpres pada Kamis (17/1).
Yenny mengatakan bahwa kenaikan gaji para birokrat belum tentu bisa meminimalisir perilaku korup karena faktanya saat ini gaji mereka pun sudah tergolong besar.
"Faktanya birokrat kita penghasilannya saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan pegawai swasta," kata Yenny ditemui di kawasan Hotel Bidakara usai menghadiri Debat Pilpres Perdana, Jakarta Selatan, Kamis (17/1).
Ia sendiri mengakui bahwa gagasan kenaikan gaji ini pernah dilakukan oleh ayahnya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, kala menjabat sebagai presiden. Gus Dur bahkan adalah presiden pertama yang menaikkan gaji birkokrat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gusdur termasuk presiden pertama yang menaikkan gaji para birokrat. Jadi kita mengerti sekali persoalan perlunya memberikan kompensasi yang adil kepada para birokrat untuk mengecilkan keinginan para birokrat korupsi karena didorong ketidakmampuan mencukupi kebutuhan hidupnya," kata Yenny.
Namun, kata Yenny, saat ini gaji para birokrat tergolong tinggi, apalagi jika ditambah tunjangan-tunjangan yang selama ini diberikan kepada mereka.
"Birokrat kita cukup bersaing lah pendapatannya ditambah tunjangan-tunjangan lainnya," ucap Yenny.
Oleh karena itu, ide menaikkan gaji birokrat bukan sesuatu yang baru. Menurut Yenny, pemerintah saat ini pun sudah tergolong royal bukan hanya kepada pekerja birokrat, tapi juga pegawai honorer.
"Pemerintah menurut saya sangat royal dalam memberikan tunjangan. Saya rasa itu cerminan dari niat Pak Jokowi untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih merata di tengah masyarakat," katanya.
(tst/has)