Ba'asyir Bebas, Yusril Ungkap Negosiasi Alot soal Pancasila

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Jan 2019 16:36 WIB
Yusril mengaku beberapa kali mencoba membujuk Ba'asyir untuk memenuhi syarat menandatangani sumpah setia pada Pancasila, namun Ba'asyir menolak hal itu.
Yusril Ihza Mahendra saat mengunjungi Abu Bakar Ba'asyir di LP Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/1). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Yusril Ihza Mahendra selaku penasihat hukum Presiden Joko Widodo membeberkan proses negosiasi dengan Abu Bakar Ba'asyir terkait pembebasan narapidana kasus terorisme tersebut.

Ba'asyir pada Jumat (18/1) disebut bakal dibebaskan dalam waktu dekat. Dia dibebaskan tanpa syarat setelah menempuh sejumlah pertimbangan hukum. Salah satunya adalah bebas bersyarat sesuai Undang Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Kata Yusril, berdasarkan UU itu Ba'asyir sebenarnya telah diperbolehkan bebas bersyarat sejak 13 Desember 2018 lalu. Namun, ada sejumlah syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dulu oleh Ba'asyir, yakni setia terhadap NKRI dan Pancasila.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yusril mengatakan saat diajukan syarat itu, Ba'asyir enggan menandatanganinya lantaran berpegang teguh hanya setia kepada Islam. Dia lantas mendatangi LP Gunung Sindur, Bogor, tempat Ba'asyir dipenjara untuk bernegosiasi terkait hal tersebut.

Dalam kunjungan pertama ke LP Gunung Sindur, Yusril menyebut Ba'asyir bersikukuh dengan pendiriannya.

Saat itu, kata Yusril, Ba'asyir lebih memilih mendekam di penjara ketimbang menyetujui syarat tersebut. Yusril tetap berusaha meyakinkan Ba'asyir untuk menandatangani syarat bebas bersyarat tersebut.

"Pak Yusril, Saya kalau disuruh bebas bersyarat suruh tanda tangani setia pada Pancasila saya tidak akan tanda tangani. Saya hanya setia kepada Allah, saya hanya patuh pada Allah, dan saya tidak akan patuh pada selain itu", kata Yusril menirukan Ba'asyir, di Jakarta Selatan, Sabtu (19/1).

Yusril tak menyerah. Ia masih mencoba berdiskusi soal itu.

Kata Yusril, dirinya sempat menjelaskan kepada Ba'asyir bahwa Pancasila itu masih beririsan dengan falsafah Islam. Namun Ba'asyir tetap bersikukuh dengan menjawab, "Lalu kenapa enggak Islam aja".

Mendengar jawaban yang sama Yusril pun enggan mendebatnya.

"Saya paham jalan pikiran beliau dan enggak mau berdebat dengan beliau. Jadi saya cuma ketawa aja," ujar Yusril.

Setelah itu, Yusril melaporkan hasil negosiasinya kepada Jokowi. Laporan disampaikan pada 16 Januari atau hanya satu hari menjelang debat capres perdana.

Saat itu Yusril mendatangi Jokowi di Djakarta Theater. Ia menjelaskan keadaan Ba'asyir yang sudah uzur dan sakit-sakitan serta mendiskusikan jalan keluar agar Ba'asyir mau untuk bebas bersyarat.

"Kemudian Jokowi bilang tidak tega kalau ada ulama lama-lama di dalam penjara. Apalagi Ba'asyir ini dipenjara bukan di zamannya dan itu zaman sebelumnya," ucap Yusril.

Akhirnya muncul keputusan pelunakan syarat-syarat tersebut. Atas kebijakan Presiden, kata Yusril, Ba'asyir tidak perlu menandatangani syarat kebebasannya.

"Jadi cari jalan keluar, ini namanya bebas bersyarat tapi ini kan bebas bersyarat ada syaratnya. Kalau kita lunakkan bagaimana. Apalagi Ba'asyir sudah bilang kalau memang harus taat Pancasila sejalan dengan Islam, kenapa tidak taat pada Islam saja," paparnya.

"Dia [Jokowi] bilang ya sudah itu diambil saja dan Pak Jokowi akan ambil keputusan. Itulah terjadi pembicaraan dengan Pak Jokowi," lanjut Yusril.

Setelah itu, pada Jumat (18/1) Yusril kembali mengunjungi Ba'asyir di LP Gunung Sindur. Di sana dia menjelaskan kepada Ba'asyir bahwa pernyataan bebas bersyarat untuknya tidak perlu lagi untuk ditandatangani. (sah/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER