Jakarta, CNN Indonesia -- Adik kandung calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap Ketua Umum PDIP
Megawati Soekarnoputri semula sempat tak mencalonkan
Joko Widodo dalam Pilgub DKI 2012 silam.
Kala itu kata Hashim, Mega lebih condong kepada gubernur petahana Fauzi Bowo, dan sama sekali tak ingin Jokowi maju di DKI 1.
"Bu Mega tidak mau usung Pak Jokowi waktu itu, dia maunya Fauzi Bowo," kata Hashim di Rumah Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (21/1) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu, Hashim menyatakan semua pihak yang menyebut Jokowi diboyong ke Jakarta oleh PDIP itu salah. Sebaliknya, sambung Hashim, yang memperjuangkan Jokowi yang kala itu masih menjabat Wali Kota Solo tersebut ke Jakarta adalah Prabowo.
Hashim pun menyebut alasan Mega menolak Jokowi karena pria yang juga kader PDIP itu tak punya dana untuk membiayai kampanyenya di DKI.
Prabowo pun, lanjut Hashim, saat itu terus-menerus menyodorkan nama Jokowi agar bisa dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kala itu masih menjadi kader Partai Gerindra untuk Pilgub DKI 2012.
"Prabowo terus sodorkan nama Jokowi, waktu itu sempat lakukan pertemuan di Lenteng Agung ada Pramono Anung, ada juga Tjahjo Kumolo. Mereka ini awalnya semua menolak, karena Jokowi tak punya uang," kata dia.
 Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Jokowi (kanan) saat Peringatan ulang tahun ke-45 PDIP, Jakarta, 10 Januari 2019. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Hashim kemudian menyebut Prabowo meyakinkan Mega bahwa pembiayaan kampanye semua akan ditanggung dan dibantu pihaknya. Maka lambat laun Mega yang sempat kukuh pada pendiriannya pun mulai setuju. Dan, akhirnya Jokowi pun bisa berpasangan dengan Ahok di Pilkada DKI.
Pada putaran pertama, pembiayaan kampanye Jokowi-Ahok diakui Hashim hampir seluruhnya dibiayai olehnya, jumlahnya pun tidak sedikit. Hashim tak menyebutkan jumlah nominal secara tepat yang telah dikeluarkan. Ia hanya mengatakan jumlahnya mencapai puluhan miliar rupiah.
"Ya ada lah, banyak sekali. Banyak itu," katanya.
Saat itu bahkan Jokowi langsunglah yang meminta dana kepada Hashim dan berulang kali menemuinya di kantor miliknya.
"Dia datang sama saya. Dia minta sendiri. Saya diyakinkan Prabowo, saya turuti. Ada semua pencatatannya," kata Hashim.
 Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pernah berada dalam satu koalisi yakni saat Pilpres 2009 dan Pilgub DKI Jakarta 2012. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Komitmen JokowiHashim lalu mengungkapkan komitmen yang disampaikan Jokowi saat memberi bantuan dana tersebut. Dia mengaku meminta Jokowi agar berkomitmen untuk mengurus Jakarta selama lima tahun atau satu periode pemerintahan.
Sebaliknya, kata dia, Jokowi pun tak pernah menjanjikan apapun kepada pihaknya, apalagi proyek pembangunan. Hanya, kata Hashim, ketika sudah resmi menjabat sebagai Gubernur, dia memang meminta langsung kepada Jokowi agar diangkat menjadi pengawas Ragunan.
"Ya, saya minta jadi pengawas, karena saya suka sekali binatang. Itu saja sih," kata Hashim.
Hashim kemudian menyebut kebohongan besar jika Jokowi bilang tak pakai dana untuk maju di DKI 1. Jokowi mengungkapkan hal tersebut dalam debat capres perdana di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 17 Januari 2019.
"Bohong, dia memang tidak keluar dana, saya yang keluar uang," kata Hashim.
Dalam kesempatan itu Hashim kemudian menyampaikan penyesalannya pernah membantu Jokowi di Pilkada DKI 2012 lalu. Dia pun mengaku sangat kecewa karena Jokowi saat ini justru bersikap seolah tak pernah punya hutang jasa baik kepada dirinya maupun Prabowo.
"Menyesal, sangat menyesal, saya menyesal sekali bantu dia dulu," kata Hashim terkait Jokowi.
Pertarungan Pilpres 2019 adalah episode II Jokowi versus Prabowo dalam kontestasi pemilihan presiden. Sebelumnya, pada 2014 silam Jokowi memilih bertarung dalam pilpres melawan ketua umum partai yang mengusungnya dalam Pilgub DKI 2012.
Pada Pilgub DKI 2012, Jokowi bersama Ahok maju diusung dua partai politik yakni PDIP dan Gerindra.
(tst/kid)