Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan perolehan elektabilitas
Prabowo Subianto kian mendekati petahana
Joko Widodo. Fadli bahkan mengklaim selisih yang harus dikejar Prabowo saat ini hanya tersisa 4 persen saja.
Ucapan Fadli ini menanggapi hasil survei Lembaga Media Survei Nasional (Median) yang menunjukkan selisih elektabilitas kedua capres kian mengecil.
"Dalam survei internal kami bahkan bedanya lebih tipis. Sangat tipis, hanya tinggal 4-6 persen. Dalam survei Median kan kalau enggak salah 7-9 persen," ujar Fadli di Gedung DPR, Selasa (22/1).
Survei Median yang dirilis pada Senin kemarin memperlihatkan perolehan elektabilitas Prabowo-Sandi mencapai 38,7 persen, sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf berada di angka 47,9 persen. Dengan kata lain, Prabowo kini hanya tertinggal 9,2 persen saja dari petahana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Median menyebut selisih ini lebih kecil dibanding survei terakhir pada November 2018 yang mana jarak antara kedua paslon masih di angka 12,2 persen.
Fadli berpendapat kenaikan elektabilitas itu tak lain berkat kerja tim kampanye dan para caleg partai koalisi. Akan tetapi, ia melihat ada faktor penting lain yakni ketidakpuasan publik akan kinerja pemerintah yang menurutnya tidak sesuai dengan jargon-jargon keberhasilan kubu petahana.
"Kan memang pemerintah ini gagal dalam banyak hal. Pertumbuhan ekonomi gagal, pencapaian
tax ratio gagal, dalam persoalan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan saja masih gagal. Jadi utang menumpuk, harga makin naik, daya beli melemah, itu kan tidak bisa dibohongi, tidak bisa pakai pencitraan ya," tutur Fadli.
Dalam survei Median pada November 2018 lalu, pasangan Prabowo-Sandi memiliki elektabilitas sebesar 35,5 persen. Dengan kata lain, dalam kurun dua bulan terakhir mereka mendapat kenaikan 3,2 persen. Sementara Jokowi-Ma'ruf kala itu berada di angka 47,7 persen dan artinya hanya mendapat tambahan 0,2 persen selama dua bulan terakhir.
Tingkat kepuasan publik kepada Presiden Jokowi yang berada di level sedang disebut menjadi penyebab alasan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf relatif stagnan.
Median merinci bahwa tingkat kepuasan publik pada Jokowi pada survei kali ini hanya diangka 51,9 persen sedangkan tidak puas berada di angka 41,15 persen.
"Angka kepuasannya [Jokowi] itu tak rendah, tapi tak tinggi. Kalau kita lihat petahana-petahana yang ikut pilkada itu tingkat kepuasannya berada di 60-70 persen," kata peneliti Median, Rico Marbun, Senin (21/1).
(bin/ugo)