Komisi III Apresiasi Mutasi di Tubuh Polri

CNN Indonesia
Rabu, 23 Jan 2019 04:30 WIB
Komisi III DPR menilai positif mutasi di tubuh Polri oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Salah satunya Kabareskrim yang kini dijabat oleh Irjen Idham Azis.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan sejumlah mutasi di tubuh Polri. (CNN Indonesia/Tiara Sutari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi III DPR merespons positif sejumlah mutasi di tubuh Polri yang dilakukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Salah satunya Inspektur Jenderal Idham Azis yang menggantikan Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto sebagai Kepala Bareskrim.

Idham sebelumnya menjabat Kapolda Metro Jaya, sementara Arief digeser menjadi Kepala Lembada Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.

Anggota Komisi III Ahmad Sahroni menilai Idham sangat layak mendapat kepercayaan sebagai Kabareskrim. Keberhasilan mengamankan Polda Metro Jaya sejak menggantikan Irjen M Iriawan menjadi salah satu bukti kinerjanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketegasan Idham dalam memimpin diharapkan Sahroni menjadi modal penting dalam membenahi dan meningkatkan kinerja Bareskrim sehingga isu adanya oknum bermain kasus maupun tebang pilih penanganan perkara yang saat ini masih tergambar di benak masyarakat akan menghilang.

"PR terbesar Kabareskrim adalah membuktikan kepada masyarakat tak ada tebang pilih dalam penanganan perkara. Kabareksrim harus mampu memperlihatkan profesionalisme dan integritas jajarannya," kata Sahroni di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/1).

Dalam kesempatan yang sama Sahroni mengingatkan Idham sebagai pimpinan tertinggi Reserse Kriminal dapat terus memacu kinerja jajarannya di Direktorat IV Narkoba untuk menjadikan Indonesia tak lagi menjadi surga para bandar narkoba.

"Kinerja baik dalam pemberantasan narkoba harus terus ditingkatkan. Tindak tegas oknum yang bermain dalam penanganan kasus atau bekerjasama dengan para bandar," kata Politikus NasDem ini.

Sementara Kapolda Metro Jaya yang baru, yakni Irjen Gatot Edy Pramono dinilai Sahroni bakal mempunyai tugas berat untuk menciptakan kondisi aman dan terbebas dari SARA dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 di Jakarta pada 17 April mendatang.

"Saya yakin Irjen Gatot Edy Pramono sebagai Kapolda Metro Jaya nantinya akan mampu mengamankan stabilitas di ibukota, khususnya saat Pemilu Serentak 17 April mendatang," kata dia.

Sahroni menilai Gatot memiliki rekam jejak bagus dalam pengalaman maupun akademisi. Gatot juga dianggap mengenal karakter Jakarta sejak menjabat sebagai Kapolres Jakarta Selatan dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Arief Punya Kelebihan di Bidang SDM

Sementara itu Wakil Ketua Komisi III DPR Arsul Sani juga mengapresiasi mutasi di tubuh Polri. Secara khusus, Arsul menilai jabatan baru Arief sebagai Kalemdiklat akan sangat cocok. Sebab Arsul menganggap Arief memiliki rekam jejak dan kelebihan dalam manajemen sumber daya manusia.

"Kalau saya melihatnya memang lebih bagus Pak Arief itu jadi Kalemdiklat karena Pak Arief itu di bidang pengembangan SDM," ujar Arsul.

Arsul memberi contoh ketika Arief memimpin jajaran kepolisian di Kalimantan Barat sebagai Kapolda, ada pembenahan yang siginifikan di bidang SDM. Pembenahan serupa disebut terjadi ketika Arief menjabat asisten Kapolri untuk bidang SDM sebelum ia duduk di kursi Kabareskrim.

"Waktu dia jadi asisten SDM Kapolri itu kan bagus, banyak yang marah-marah sama dia karena tidak bisa nitip lagi, enggak bisa segala macem itu dan dia lebih cocok dan concern," imbuh Arsul.

Arsul menyebut keberadaan Arief di Lemdiklat sudah sesuai dengan keahliannya. Keberadaannya pun dianggap akan membantu Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam mewujudkan polisi profesional, modern, dan terpercaya.

"Saya tidak katakan dia gagal jadi Kabareskrim tetapi dia ahlinya di situ," jelasnya.

Sementara untuk Idham yang baru saja dimutasi untuk menggantikan Arief sebagai Kabareskrim dinilai juga punya tantangan tersendiri.

"Yang paling penting yang harus kita tunggu adalah apakah Pak Idham nanti akan bisa dalam tanda kutip membuat Bareskrim itu dipersepsikan sebagai bagian institusi yang bersih," pungkas Sekretaris Jenderal PPP tersebut.

Mutasi di tubuh Polri ini tertuang dalam surat telegram bernomor ST/188/I/KEP.2019 tertanggal 22 Januari 2019. Surat telegram tersebut ditandatangani Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Eko Indra Heri. (bin/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER