Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo menyatakan
media massa penting untuk menyuarakan kebenaran di tengah-tengah fenomena keganasan pascafakta dan pascakebenaran.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar di Surabaya (9/2). Dia menuturkan media arus utama dibutuhkan untuk menjernihkan informasi.
"Peran utama media penting antara lain amplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta terutama di tengah keganasan pascafakta dan pascakebenaran," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan media harus menjaga misinya untuk mencari kebenaran dan menjaga optimisme. Di sisi lain, dia juga mengutip Edelman Trust Barometer bahwa media konvensional tetap lebih dipercaya dibandingkan dengan media sosial.
Pada 2016, katanya, tingkat kepercayaan terhadap media konvensional mencapai 59 persen. Sedangkan pada tahun lalu, tingkat kepercayaan itu mencapai 63 persen. "Semakin ke sini, semakin tidak percaya dengan media sosial," kata Jokowi.
Dia menuturkan hal itu membuat dirinya gembira terkait dengan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pers.
Internet dan HoaksSeiring dengan masifnya penggunaan internet, Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prasetyo mengatakan selama tiga tahun terakhir hoaks, kebohongan, kebencian, fitnah dan ketidakpercayaan begitu marak. Terlebih penyebaran hoaks tercalal kian marak seiring dengan tingginya tensi politik.
Untuk itu, ia mengajak media nasional sebagai wahana komunikasi massal meredam peredaran hoaks di tengah masyarakat.
"Saya merasa perlu mengajak elemen wartawan meneguhkan kembali kode etik jurnalistik, hal ini penting agar perannya dalam kritik dan koreksi," ucap Yoseph.
(frd/asa)