Agustina (Petugas Kebersihan TPI Cilincing)Sama seperti Uus, petugas kebersihan Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Cilincing, Agustina mengaku sudah menetapkan pilihannya pada satu partai.
Partai yang kelak dipilih tersebut dinilai Agustina menawarkan hal yang lebih baik ketimbang sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi saat ini dinilai perempuan 55 tahun itu masih jauh dari harapan. “Sekarang masih belum maju, banyak pengangguran,” kata Agustina.
Selain itu, pemimpin partai yang dipilihnya nanti dinilai Agustina punya ketegasan.
Ia berharap kelak jika parpol jagoannya itu menang, rakyat kecil seperti dirinya bisa lebih diperhatikan kesejahteraanya. “Apalagi di sini banyak nelayan miskin,” katanya.
 Agustina, petugas kebersihan di TPI Cilincing berharap rakyat kecil diperhatikan pemerintah. (CNN Indonesia/Shaskya Thalia) |
Para nelayan itu diharapkan Agustina banyak dibantu misalnya dengan diberi bantuan kapal agar bisa lebih jauh mencari ikan dan subsidi solar.
Ke depan, Indonesia diharapkan Agustina bisa menjadi negara maju. Ia membandingkan dengan Taiwan di mana suaminya pernah bekerja di sana. Di Taiwan, kata Agustina, nelayan dibantu negara mendirikan koperasi agar lebih sejahtera.
Karena itu TPI di Taiwan menurutnya sangat maju, bersih dan nelayannya sejahtera.
“Semoga Indonesia sejahtera siapapun pemimpinnya,” kata Agustina.
Darhim (Nelayan)Harapan sederhana pada proses politik Pemilu 2019 juga diungkapkan Darhim, nelayan Cilincing.
“Harapannya bisa memakmurkan rakyat kecil, intinya itu. Pokoknya yang dipilih bisa melihat rakyat kecil seperti nelayan kayak saya,” kata Darhim.
Ia berharap harga solar turun agar biaya melaut nelayan bisa lebih terjangkau. Selama ini solar adalah biaya pokok bagi nelayan melaut. Jika harga solar naik, dipastikan penghasilan nelayan juga melorot.
Terkadang, sudah seharian melaut, ikan yang didapat tak menutupi biaya operasional.
 Darhim ingin harga solar turun agar tidak membebani nelayan seperti dirinya. (CNN Indonesia/Shaskya Thalia) |
Selain solar, Darhim juga harus memikirkan biaya untuk membeli mesin kapal setiap periode tertentu.
Darhim belum bisa memastikan parpol mana yang dipilihnya nanti di bilik suara 17 April 2019.
“Masih ragu,” ujar pria asal Indramayu ini.
Sementara untuk calon presiden, Darhim aja meminta satu syarat, jika nanti terpilih bisa dekat dengan rakyat. Dengan begitu, pemimpin bisa tahu apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya.
Emi Sukaemi (Pedagang Kerang)Emi Sukaemi juga mengaku belum memutuskan parpol mana yang akan dipilhnya nanti. Sedikit apatis, Emi meragukan parpol atau presiden nanti yang menang bisa membawa kesejahteraan rakyat kecil.
Ia mengaku kecewa dengan apa yang didapat meski telah memilih di pemilu sebelumnya.
Parpol yang baik bagi Emi sederhana yakni memperhatikan rakyat kecil dan tidak hanya janji di mulut saja.
“Kadang-kadang setelah jadi, apa yang dijanjikan tidak 100 persen,” kata Emi.
Parpol bisa saja menang, presiden bisa saja terpilih, tapi rakyat kecil bagi Emi nasibnya tak berubah.
 Pedagang kerang hijau di Cilincing, Emi Sukaemi menyebut janji politikus kerap tak bisa terpenuhi 100 persen. (CNN Indonesia/Shaskya Thalia) |
“Saya berdoa siapapun pilihannya, (rakyat) lebih sejahtera dari sebelumnya, enggak ada pengangguran. Kalau yang sudah kerja jangan sistem kontrak, kasihan,” kata perempuan yang pernah jadi guru honorer ini.
Emi juga mengeluhkan kondisinya saat ini di mana penghasilan dari berdagang kerang tidak pasti. Apalagi saat ini nelayan di Cilincing terkadang sulit mendapat kerang.
Namun ia bersyukur masih mendapat pekerjaan saat masih banyak penggaguran di negeri ini.
(sas/sur)