Kritik Pemprov DKI, DPRD Sebut Target Penumpang LRT Tak Logis

CNN Indonesia
Kamis, 07 Mar 2019 04:50 WIB
Sejumlah anggota Komisi C DPRD DKI menilai Pemprov DKI tidak logis menetapkan target 14 ribu penumpang per hari untuk LRT.
Iluistrasi Light Rail Transit (LRT). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Ruslan Amsyari mengatakan target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penumpang transportasi Light Rail Transit (LRT) tidak logis.

Dipaparkan dalam rapat penentuan tarif yang diselenggarakan antara Pemprov DKI dan Komisi C, Rabu (6/3), target penumpang LRT Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading adalah 14.255 penumpang per hari.

Ruslan menilai target itu terlalu besar lantaran rute LRT yang akan beroperasi akhir Maret ini, terlalu pendek yakni 5,8 km.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"LRT, orang mana yang mau diangkut? Enggak mengkhayal nih? Mimpi di tengah bolong? Ini yang logis aja menentukan jumlah penumpang. Jangan mengkhayal," kata Ruslan.

Ruslan pun sempat menyinggung LRT Palembang yang diberitakan sepi penumpang. Ia mengingatkan jika target tidak tercapai maka beban yang harus diterima pemprov akan lebih besar karena harus mengeluarkan biaya operasional.

Senada dengan Ruslan, anggota Komisi C lainnya, Dite Abimanyu menyinggung soal LRT Palembang.

"Kalau terjadi kayak LRT Palembang, itu gimana skenarionya? Gimana subsidinya jika ternyata enggak seperti yang diperkirakan karena jumlah penumpangnya tidak tercapai," ujar Dite.

Dite kemudian menjelaskan masyarakat mungkin lebih memilih menggunakan jasa ojek online jika dalam menggunakan LRT harus naik-turun transportasi dalam jarak yang tidak begitu jauh.

Menurutnya tarif ojek online tergolong sama dengan tarif LRT yang diusulkan sebesar Rp6.000.

"LRT ini apa iya orang dari Pulomas ke Kelapa Gading mau capek-capek ke stasiun, dari stasiun ke rumah lagi? Kan mendingan ojek, murah sekali pakai gojek, tarifnya paling Rp7 ribu-Rp8 ribu," kata dia.

Tarif penumpang MRT yang diajukan Pemprov DKI sebesar Rp34.100. Kemudian, subsidi yang diajukan sebesar Rp21.659. Dengan subsidi tersebut, penumpang hanya dikenakan tarif sebesar Rp12.441.

Untuk LRT, tarif yang diajukan sebesar Rp41.655 dengan subsidi Rp 35.655. Dengan demikian penumpang hanya dikenakan biaya Rp6 ribu.

Kedua tarif ini disebut terlalu tinggi karena pemerintah mengeluarkan subsidi sebesar Rp672 miliar untuk MRT dan Rp327 miliar untuk LRT.

"Idealnya itu jangan terlalu jomplang dengan tarif yang dibebankan oleh masyarakat terhadap susbsidi itu," ketua Komisi C Santoso.

[Gambas:Video CNN] (ani/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER