Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 1.500 Meter

CNN Indonesia
Selasa, 12 Mar 2019 10:49 WIB
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian.
Gunung Merapi. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi yang terletak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali meluncurkan awan panas pada Selasa pagi (12/3).

BPPTKG melalui akun Twitternya menyebutkan luncuran awan panas itu terjadi pada pukul 04:56 WIB selama 150 detik dengan jarak luncur 1.500 meter yang mengarah ke Kali Gendol.

Sebelumnya, awan panas tersebut meluncur pada Kamis (7/3) sekitar pukul 10.17 WIB dengan durasi 97 detik yang mengarah ke tenggara atau arah Kali Gendol.

"Awan panas masih dalam jarak aman rekomendasi, masyarakat diimbau untuk tetap tenang," tulis BPPTKG.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, berdasarkan pengamatan guguran Gunung Merapi sejak Senin (11/3) pukul 18.00 WIB sampai Selasa (12/3) pukul 06.00 WIB, BPPTKG mencatat tujuh kali guguran lava ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter.

Seperti dikutip dari Antara, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 KM dari puncak Gunung Merapi.

Warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat jarak luncur guguran awan panas semakin jauh.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG. (antara/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER