Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN)
Jokowi-Ma'ruf, Eva Kusuma Sundari menyarankan capres nomor urut 02
Prabowo Subianto untuk tidak terlalu percaya dengan hasil survei internal yang disampaikan oleh timnya.
Pernyataan Eva ini disampaikan menanggapi pernyataan Prabowo yang mengaku tidak lagi percaya lembaga survei yang tidak sejalan dengan tingginya antusiasme masyarakat yang ditemuinya.
Eva meminta Prabowo belajar dari Pilpres 2014 di mana hasil survei internalnya berbeda dengan banyak hasil survei lembaga survei dan KPU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PS (Prabowo Subianto) harus hati-hati terhadap bisikan internal asal bapak senang. Justru harus marah jika hasil riset internal yang anomali dari kebanyakan riset terbuka disajikan ke publik sehingga terjaga akuntabilitasnya. Belajarlah dari Pemilu 2014," ujar Eva dalam pesan singkat, Jumat (15/3).
Eva mengatakan, sambutan warga terhadap Prabowo tidak bisa dijadikan acuan untuk membandingkan hasil survei. Selain jumlahnya tidak merepresentasikan seluruh pemilih, ia menyebut massa tersebut juga bisa diduga dimobilisasi.
"Jumlah yang ada tidak representatif, bukan sampel riset yang dipilih dengan metode ilmiah dari populasi. Bukan
proxy dari pemilih keseluruhan," ujarnya.
Pengamat politik The Habibie Center, Bawono Kumoro mengatakan, ketidakpercayaan Prabowo terhadap hasil survei eksternal bukan persoalan penting. Akan tetapi, ia menyarankan Prabowo untuk menyampaikan hasil survei internal agar publik tidak penasaran perbedaan yang ada.
"Publik tentu penasaran mengapa hasil survei internal itu tidak disampaikan saja, bila memang hasil survei tersebut lebih akurat dari hasil-hasil survei yang telah dirilis selama ini," ujar Bawono.
Lebih dari itu, Bawono mengatakan, hasil survei harus dilihat sebagai cermin bagi para aktor politik. Sebab, hasil survei dapat memperlihatkan dinamika persepsi dan opini publik terhadap kondisi politik saat ini.
(panji/asr)