Polisi Tunggu Bawaslu Usut Video di Acara Doa untuk Ma'ruf

CNN Indonesia
Selasa, 19 Mar 2019 11:09 WIB
Polisi menunggu kepastian dari Bawaslu apakah dari penelusuran, dugaan pelanggaran dilakukan oleh tim kampanye atau bukan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas, Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menunggu hasil laporan Bawaslu soal video yang dituding bermuatan fitnah dalam acara doa untuk Ma'ruf Amin. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menyebut masih akan menunggu hasil pengusutan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait video yang beredar di media sosial yang menuding kubu Prabowo akan menghapus zikir di Istana Negara dan Hari Santri jika calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin kalah di Pilpres 2019.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan pengusutan oleh Bawaslu itu mesti dilakukan lebih dulu untuk melihat apakah pelanggaran kampanye itu dilakukan oleh tim kampanye atau bukan.

"Didalami oleh Bawaslu dulu kalau yang melakukan untuk timses," kata Dedi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi menjelaskan jika berdasarkan penulusuran Bawaslu tersebut ternyata pelanggaran bukan dilakukan oleh tim kampanye, maka akan direkomendasikan kepada Gakkumdu (penegakkan hukum terpadu). Gakkumdu sendiri terdiri dari pihak Bawaslu, Polri, dan Kejaksaan.

"Kalau bukan nanti Bawaslu akan merekom ke Gakkumdu dulu. Begitu mekanismenya," ujar Dedi.

Polisi Tunggu Bawaslu Usut Video di Acara Doa untuk Ma'rufCawapres 01 Ma'ruf Amin. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Sebelumnya, anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar menyebut pihaknya akan segera mengusut laporan tentang dugaan pelanggaran kampanye tersebut sebagai temuan Bawaslu.

"Bawaslu akan segera menindaklanjuti," kata Fritz kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/3).

Bawaslu akan menindaklanjutinya sebagai temuan. Namun tak menutup kemungkinan jika ada masyarakat yang membuat laporan dengan bukti yang bisa membantu pengkajian.


Seperti diberitakan sebelumnya, jagat media sosial Twitter beredar video ceramah yang dihadiri calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Seorang pendakwah mengatakan jika Ma'ruf kalah di Pilpres 2019, maka pihak yang tak suka dengan NU akan bangkit dan menghapus budaya ahlussunnah wal jama'ah. NU akan menjadi fosil.

"Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di Istana, jangan berpikir ada Hari Santri apabila sampai Kiai Ma'ruf ini kalah," ujar seorang pendakwah dalam video yang diunggah akun Twitter @tohir2349, Senin (18/3).



Dia melanjutkan, "Jawabnya hanya satu, kalau ingin semuanya masih 17 April yang akan datang semua kita jawab untuk memenangkan Kiai Ma'ruf Amin. Itu adalah jawaban, bagaimana menyelamatkan Ahlussunnah Wal Jama'ah dan bagaimana menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar dia.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi menyayangkan dakwah dan doa yang menjurus fitnah tersebut. Anggota BPN, Ferdinand Hutahaean mengatakan apa yang disampaikan dalam video tersebut jelas merupakan fitnah.

"Kami tunggu klarifikasi dari Pak Ma'ruf Amin yang hadir dalam acara tersebut," ujar Ferdinand kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/3).



(dis/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER