
Buy-Back Indosat, Sandi Ungkap Ada Pemodal Besar Siap Bantu
CNN Indonesia | Jumat, 22/03/2019 17:01 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil presiden nomor urut 02 dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno, mengklaim telah mendapat respons positif dari sejumlah pengusaha atas niatnya untuk pembelian kembali (buy-back) Indosat ke tangan Indonesia.
Bahkan, Sandi mengungkap sudah ada pengusaha dengan modal besar yang siap membantu membiayai keinginnnya mengambil alih perusahaan telekomunikasi itu kelak andai dirinya dan Prabowo memenangi Pilpres 2019.
"Saya langsung ditelepon pemodal besar siap mendanai dan tidak akan membebani (keuangan negara)," kata Sandi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).
Untuk saat ini, Sandi sendiri mengaku tak ingin ambil pusing dengan perhitungan untung-rugi atas pembelian Indosat itu. Hal yang pasti, dia mengaku akan mengupayakan buy-back Indosat dengan segala risiko yang akan dihadapinya ke depan.
"Iya tentunya bukan lihat untung-ruginya sekarang tapi kedaulatan data. Kita akan launching big data nasional, kita perlu ditopang oleh perusahaan milik negara yang mengelola banyak sekali data," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sandiaga mengatakan jika mampu 'membawa kembali' Indosat ke tangan RI, ia akan bisa mendorong pengelolaannya sehingga tak mengalami kerugian.
"Bagi saya kalau saya diberikan amanah oleh Allah saya yakin bisa kelola Indosat dengan baik dan kita sama-sama mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Karena mereka mengelola data yang begitu banyak dengan integrasi sistem identification number kita, kita ada Telkomsel, Indosat akan luar biasa," katanya.
Penjualan saham Indosat terjadi pada 2002 silam di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Kala itu saham mayoritas PT Indosat Tbk dijual ke perusahaan Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia). Sehingga kepemilikan saham Indosat kala itu: pemerintah Indonesia 15 persen, STT 41,94 persen, dan publik sebesar 43,06 persen.
Belakangan, STT menjual saham PT Indosat Tbk ke Qatar Telecom QSC (Qtel).
Saat in,i Qtel yang kini bernama Ooredoo Asia, itu memiliki saham mayoritas 65 persen. Kemudian, dikutip dari situs Indosat, pemerintah Indonesia memiliki saham 14,29 persen, lalu publik sebesar 20,71 persen.
(tst/kid)
Bahkan, Sandi mengungkap sudah ada pengusaha dengan modal besar yang siap membantu membiayai keinginnnya mengambil alih perusahaan telekomunikasi itu kelak andai dirinya dan Prabowo memenangi Pilpres 2019.
"Saya langsung ditelepon pemodal besar siap mendanai dan tidak akan membebani (keuangan negara)," kata Sandi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).
Untuk saat ini, Sandi sendiri mengaku tak ingin ambil pusing dengan perhitungan untung-rugi atas pembelian Indosat itu. Hal yang pasti, dia mengaku akan mengupayakan buy-back Indosat dengan segala risiko yang akan dihadapinya ke depan.
"Iya tentunya bukan lihat untung-ruginya sekarang tapi kedaulatan data. Kita akan launching big data nasional, kita perlu ditopang oleh perusahaan milik negara yang mengelola banyak sekali data," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sandiaga mengatakan jika mampu 'membawa kembali' Indosat ke tangan RI, ia akan bisa mendorong pengelolaannya sehingga tak mengalami kerugian.
"Bagi saya kalau saya diberikan amanah oleh Allah saya yakin bisa kelola Indosat dengan baik dan kita sama-sama mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Karena mereka mengelola data yang begitu banyak dengan integrasi sistem identification number kita, kita ada Telkomsel, Indosat akan luar biasa," katanya.
Penjualan saham Indosat terjadi pada 2002 silam di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Kala itu saham mayoritas PT Indosat Tbk dijual ke perusahaan Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia). Sehingga kepemilikan saham Indosat kala itu: pemerintah Indonesia 15 persen, STT 41,94 persen, dan publik sebesar 43,06 persen.
Belakangan, STT menjual saham PT Indosat Tbk ke Qatar Telecom QSC (Qtel).
Saat in,i Qtel yang kini bernama Ooredoo Asia, itu memiliki saham mayoritas 65 persen. Kemudian, dikutip dari situs Indosat, pemerintah Indonesia memiliki saham 14,29 persen, lalu publik sebesar 20,71 persen.
(tst/kid)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
Kenali Dendeng Balado, 'Gaji' Dino Patti Djalal dari Sandiaga
Pariwisata Sepi, Sandi Akan Gelar Mini Triatlon di Mandalika
Sandi Jadikan Dino Patti Djalal Penasihat, 'Digaji" Dendeng
Sandiaga Mau Cek Proyek 'Jurassic Park' yang Sempat Viral
Sandiaga Mau Bikin Satgas Toilet Buat Kerek Daya Tarik Wisata
LIHAT SEMUA
Kaleidoskop 2020
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Ponpes Cipanas Roboh, Belasan Santri Tertimpa Bangunan
Nasional • 2 jam yang lalu
PVMBG Imbau Warga Waspada Erupsi Gunung Semeru
Nasional 58 menit yang lalu
Tim SAR Kumpulkan 298 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air
Nasional 2 jam yang lalu