Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN)
Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Aria Bima mengkritik pernyataan
Amien Rais yang menolak perhitungan suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Borobudur, Jakarta.
Aria menilai pernyataan Amien itu sangat sensasional dan imajinatif karena penuh kecurigaan, apabila penghitungan suara dilakukan di Hotel Borobudur akan terjadi kecurangan.
"Ini yang saya kira imajinasi-imajinasi Pak Amien Rais yang sangat sensasional, yang imajiner, yang bayangan dia masih pemilu di tahun 70 atau 80. Enggak relavan," kata Aria di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Rabu (27/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus PDIP itu menjelaskan bahwa di era demokrasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat kontrol publik semakin melekat dalam proses perhitungan suara.
Ia lantas membandingkannya dengan era tahun 1980-an di mana Indonesia masih menerapkan sistem otoriter di bawah kendali Orde Baru. Kala itu, kata dia, sistem perhitungan suara pemilu tak dikontrol secara ketat oleh masyarakat.
"Di era teknologi saat ini sudah sangat cepat bisa diakses, setiap orang bisa langsung memfoto atau mendokumentasikan untuk seluruh tim saksi, untuk caleg, untuk timses itu sudah sangat transparan," kata dia.
Lebih lanjut, Aria menyakini proses penghitungan suara di Pemilu 2019 ini tak akan ada celah untuk melakukan kecurangan. Sebab berbagai metode pengawasan seperti adanya saksi tiap paslon yang hadir berjenjang mulai tingkat TPS hingga ke tingkat pusat dianggapnya mampu meminimalisir kecurangan dalam perhitungan suara.
"Lalu bisa juga begitu selesai penghitungan di TPS, dokumen itu bisa langsung difoto pakai
smartphone dan itu bisa langsung dikirim ke Facebook ke IG ke Twitter ke timsesnya," kata dia.
Melihat hal itu, Aria menilai Amien hanya membuat kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. Ia mengaku pihaknya tak mempersoalkan di manapun lokasi perhitungan suara Pemilu 2019 itu digelar, bahkan di kediamannya Amien Rais sekalipun.
"Jadi mau di KPU, mau di tengah Lapangan Banteng atau di Borobudur, kalau perlu di rumahnya Pak Amien Rais saja, ya ndak ada soal," kata dia.
Sebelumnya, Amien menolak penghitungan suara di Hotel Borobudur karena curiga bakal terjadi kecurangan. Ia menyebut kecurangan itu diperbuat oleh pihak yang dia analogikan sebagai jin dan genderuwo.
"Selain DPT harus segera dibenahi, besok penghitungan hasil pemilu jangan pernah di Hotel Borobudur. Mereka banyak jin banyak genderuwo di sana," ujar Amien saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
(rzr/osc)