Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sepakat dengan pernyataan Wakil Presiden
Jusuf Kalla yang mengkritik pembangunan
Bandara Kertajati lantaran masih sepi penumpang sejak diresmikan tahun lalu.
Juru bicara BPN Suhendra Ratu Prawiranegara menilai, bandara yang berlokasi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itu tak melalui kajian yang layak atau
feasibility study hingga membebani keuangan negara.
"Apa yang disampaikan Wapres Pak Jusuf Kalla benar sekali. Kami sejalan dengan ide dan alur pikir beliau. Proyek bandara ini membebani keuangan negara, tidak dihitung secara cermat dari aspek ekonomi, teknis, maupun sosial, dan lingkungan," ujar Suhendra kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (10/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhendra menyatakan, sejak lama pihaknya telah menyoroti keberadaan Bandara Kertajati sebagai salah satu proyek infrastruktur yang pembangunannya tak efisien.
Pembangunan bandara itu, kata dia, awalnya diinisiasi pemerintah provinsi Jabar pada tahun 2000. Dalam perjalanannya, proyek itu digarap bersama pemerintah pusat hingga menjadi salah satu Proyek Strategi Nasional di bawah pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Proyek ini menelan biaya kisaran Rp2,6 triliun. Angka yang tidak kecil, dan tidak sepadan dengan kondisi faktual sekarang karena tidak memberikan efek ekonomi yang signifikan bagi kawasan sekitar," katanya.
 Jusuf Kalla mengkritisi Bandara Kertajati yang sepi aktivitas penerbangan. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Senada dengan JK, menurutnya, keberadaan bandara itu tak efisien lantaran lokasinya terlalu jauh dari kota Bandung. Hal semacam itu, menurut Suhendra, mestinya telah dipertimbangkan pemerintah sejak awal.
"Dari keterpaduan infrastruktur, bagaimana mungkin warga sekitar Bandung akan pakai bandara ini, sementara jarak tempuh Bandung-Kertajati hampir dua jam perjalanan?" tuturnya.
"Jadi sangat wajar bandara ini sepi penumpang. Ini yang pemerintah kurang pertimbangan matang dalam perencanaan awal proyek," imbuh Suhendra.
JK sebelumnya mengkritik pembangunan Bandara Kertajati yang dianggap minim perencanaan karena masih sepi sejak diresmikan Jokowi pada 2018. Menurut JK, sepinya bandara tersebut tak lepas dari lokasi bandara dengan pusat kota Bandung yang cukup jauh.
Dari data yang dihimpun, penumpang di tiap penerbangan hanya mencapai angka di bawah 30 persen. Sementara dari 11 rute yang seharusnya dilayani, hanya ada satu yang beroperasi.
Bandara Kertajati diresmikan Presiden Joko Widodo pada Mei 2018. Menyikapi sepinya Kertajai, JK mengatakan penggunaan bandara itu harus tetap dimaksimalkan. Menurutnya, tak menutup kemungkinan bandara Kertajati dialihfungsikan menjadi bandara militer. Namun hal itu harus dikaji dengan baik karena butuh biaya besar.
"Bisa saja Halim dipindah di situ. Cuma bandara militer kan tidak butuh terminal, sedangkan terminalnya mahal. Kita lihat saja nanti," tuturnya.
[Gambas:Video CNN] (psp/kid)