
Bawaslu Kebut Investigasi Surat Suara Tercoblos di Malaysia
CNN Indonesia | Jumat, 12/04/2019 21:39 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar menyebut proses investigasi kertas suara Pemilu 2019 yang tercoblos di Malaysia ditargetkan rampung sebelum tanggal 14 April 2019.
Ia menyebut tim dari Bawaslu dan pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini berada di Malaysia untuk melakukan investigasi.
"Pokoknya secepatnya, sebelum tanggal 14 [April]," kata Fritz saat ditemui di Kantor KPU, Jumat (12/4).
Fritz beralasan bahwa tanggal 14 April 2019 sendiri sudah memasuki masa pencoblosan langsung bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Fritz sendiri enggan menjelaskan apakah proses investigasi itu akan selesai pada besok atau Sabtu, 13 April 2019. Ia hanya menegaskan pihaknya sesegera mungkin akan merampungkan proses investigasi tersebut secara komprehensif tanpa meninggalkan pertanyaan lagi bagi semua pihak.
"Ya secepat mungkin, secepat mungkin," kata Fritz
Sejauh ini, Fritz menyatakan pihaknya masih melakukan proses klarifikasi terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dalam insiden ini. Tak hanya itu, ia menyebut timnya turut melakukan pengamanan melekat terhadap seluruh surat suara yang ada di Malaysia.
"Nanti Bawaslu memberikan hasil temuan kepada kami bagaimana, apakah ini benar surat suara asli atau tidak? apakah ini dari pos atau tidak? apakah ini dari hasil pos yg dikirim atau tidak? Jadi ini bentuk investigasi dan hasil kajian bersama KPU dan teman-teman Kemlu," kata dia.
Selain itu, Fritz turut meminta kepada tim yang kini sedang berada di Malaysia untuk menyampaikan laporannya dengan komprehensif terkait insiden tersebut. Hal itu bertujuan agar tak menimbulkan polemik kembali di tengah masyarakat.
"Kami enggak bisa menyampaikan satu atau dua saja, nanti informasi yg disampaikan ga jelas. Nanti satu persoalan selesai lalu muncul lagi kasus lainnya. Jadi kita bisa tahu apakah ini sebuah operasi besar atau kecil, ini kan harus melakukan klarifikasi penuh," kata dia.
Terpisah, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz menegaskan tak akan menunda proses Pemilu 2019 di Malaysia meski ada insiden surat suara yang tercoblos.
"Enggak [ditunda] lah, kan diklarifikasi dulu," kata Viryan saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (12/4).
Lebih lanjut, Viryan menyatakan KPU masih terus berkoordinasi dengan Bawaslu untuk menyelidiki kasus surat suara tercoblos tersebut. Pihaknya akan mengambil sikap resmi usai informasi dan hasil investigasi didapatkan secara detail dan berdasarkan data yang valid.
Sebelumnya beredar video penemuan puluhan kantung surat suara yang sudah tercoblos di Bandar Baru, Bangi, Selangor, Malaysia, Kamis (11/4). Dalam video, puluhan kantung berwarna hitam tersebut berada di ruangan yang sudah tidak terpakai.
Sejumlah orang yang nampak di video menunjukkan surat suara dalam kantung. Ada coblosan di kolom paslon pilpres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sebagian dari mereka juga menunjukkan surat suara calon anggota legislatif daerah pemilihan Jakarta II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri) yang juga sudah tercoblos.
[Gambas:Video CNN]
(rzr/ain)
Ia menyebut tim dari Bawaslu dan pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini berada di Malaysia untuk melakukan investigasi.
"Pokoknya secepatnya, sebelum tanggal 14 [April]," kata Fritz saat ditemui di Kantor KPU, Jumat (12/4).
Fritz beralasan bahwa tanggal 14 April 2019 sendiri sudah memasuki masa pencoblosan langsung bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Fritz sendiri enggan menjelaskan apakah proses investigasi itu akan selesai pada besok atau Sabtu, 13 April 2019. Ia hanya menegaskan pihaknya sesegera mungkin akan merampungkan proses investigasi tersebut secara komprehensif tanpa meninggalkan pertanyaan lagi bagi semua pihak.
"Ya secepat mungkin, secepat mungkin," kata Fritz
Sejauh ini, Fritz menyatakan pihaknya masih melakukan proses klarifikasi terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dalam insiden ini. Tak hanya itu, ia menyebut timnya turut melakukan pengamanan melekat terhadap seluruh surat suara yang ada di Malaysia.
"Nanti Bawaslu memberikan hasil temuan kepada kami bagaimana, apakah ini benar surat suara asli atau tidak? apakah ini dari pos atau tidak? apakah ini dari hasil pos yg dikirim atau tidak? Jadi ini bentuk investigasi dan hasil kajian bersama KPU dan teman-teman Kemlu," kata dia.
Selain itu, Fritz turut meminta kepada tim yang kini sedang berada di Malaysia untuk menyampaikan laporannya dengan komprehensif terkait insiden tersebut. Hal itu bertujuan agar tak menimbulkan polemik kembali di tengah masyarakat.
"Kami enggak bisa menyampaikan satu atau dua saja, nanti informasi yg disampaikan ga jelas. Nanti satu persoalan selesai lalu muncul lagi kasus lainnya. Jadi kita bisa tahu apakah ini sebuah operasi besar atau kecil, ini kan harus melakukan klarifikasi penuh," kata dia.
Terpisah, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz menegaskan tak akan menunda proses Pemilu 2019 di Malaysia meski ada insiden surat suara yang tercoblos.
"Enggak [ditunda] lah, kan diklarifikasi dulu," kata Viryan saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (12/4).
Lebih lanjut, Viryan menyatakan KPU masih terus berkoordinasi dengan Bawaslu untuk menyelidiki kasus surat suara tercoblos tersebut. Pihaknya akan mengambil sikap resmi usai informasi dan hasil investigasi didapatkan secara detail dan berdasarkan data yang valid.
Sebelumnya beredar video penemuan puluhan kantung surat suara yang sudah tercoblos di Bandar Baru, Bangi, Selangor, Malaysia, Kamis (11/4). Dalam video, puluhan kantung berwarna hitam tersebut berada di ruangan yang sudah tidak terpakai.
Sejumlah orang yang nampak di video menunjukkan surat suara dalam kantung. Ada coblosan di kolom paslon pilpres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sebagian dari mereka juga menunjukkan surat suara calon anggota legislatif daerah pemilihan Jakarta II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri) yang juga sudah tercoblos.
[Gambas:Video CNN]
(rzr/ain)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
Kominfo Temukan 38 Isu Hoaks Pilkada 2020, 13 Konten Dihapus
Klepon Tak Islami Ramai di Medsos, Residu Pilpres Masih Kuat
Awal Mula Isu Klepon Tidak Islami Jadi Ramai di Media Sosial
Tips Aman dari Zoombombing yang Serang Diskusi KPU-Bawaslu
Hacker Retas Diskusi Pilkada 2020 Perludem dengan Zoombombing
LIHAT SEMUA
Berita Daerah Terbaru
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Virtual Police Resmi Beroperasi, Medsos Kini Dipantau Polisi
Nasional • 1 jam yang lalu
Beda Suara Rocky Gerung & Dokter Tirta soal Kerumunan Jokowi
Nasional 1 jam yang lalu
BMKG Prediksi Hujan Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Hari Ini
Nasional 2 jam yang lalu