Jakarta, CNN Indonesia -- Lokasi
pemakaman massal ribuan orang yang menjadi korban bencana alam gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 di Kota
Palu, ramai diziarahi warga menjelang bulan
Ramadan.Dilansir dari
Antara, warga yang datang dari dalam maupun luar Kota Palu silih berganti mengunjungi lokasi pemakaman untuk berdoa dan tabur bunga di Poboya, Mantikulore, Kota Palu.
Isak tangis yang bercampur dengan doa lintas agama dari keluarga para korban bencana alam itu mewarnai ziarah menjelang bulan suci Ramadan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ziarah ini juga terlihat berbeda dari ziarah ke makam biasanya, karena sebagian besar warga ada yang datang membawa nisan masing masing keluarga yang menjadi korban. Hal itu dilakukan untuk memberi tanda makam keluarganya di lokasi pemakaman massal tersebut.
Bahkan tak sedikit warga yang keluarganya hilang saat bencana alam tersebut dan mengaku belum menerima kabar sampai saat ini. Mereka hanya percaya dan berasumsi bahwa keluarga yang menjadi korban telah disemayamkan di lokasi pemakaman massal itu bersama korban lainya.
''Suami saya jadi korban tsunami di Pantai Talise, sampai saat ini belum ada kabarnya. tapi saya yakin dia sudah dikebumikan disini'," ujar Dewi, salah seorang peziarah.
Gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Oktober 2018 lalu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan ratusan lainnya belum ditemukan. Sementara korban luka-luka mencapai lebih dari 4.000 orang.
(antara/lav)