Jakarta, CNN Indonesia -- Sekalipun beberapa ruas jalan sudah terpantau kondusif pada Rabu (22/5) setelah bentrokan aparat keamanan dan massa pada dini hari tadi, aksi 22 Mei ini masih membuat beberapa orang takut beraktivitas.
Ada beberapa kawasan perkantoran yang memilih untuk meliburkan karyawannya. Namun ada juga karyawan-karyawan yang memilih untuk meliburkan diri.
Karyawan yang memilih meliburkan diri ini umumnya mereka yang berkantor di kawasan rawan bentrokan atau ricuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meliburkan diri karena jujur (ini) buat keamanan pribadi. Kalau kantor enggak ngasih, saya ambil cuti," kata Naomi seorang pekerja di kawasan Sudirman kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (22/5).
Senada dengan Naomi, Junita yang bekerja di kawasan Tanah Abang, juga mengatakan hal senada. Dia memilih untuk meliburkan diri dari kantor.
"Takut rusuh tak terkendali dan akses karyawan menuju kantor itu lewat jalan yang jadi tempat demo. Lebih baik cari aman," katanya.
"Jujur takut. Jadi keinget kerusuhan 1998, takut akan jadi seperti itu."
Bukan cuma orang yang bekerja di kawasan tersebut yang merasa takut untuk beraktivitas. Murni seorang karyawan di kawasan Mangga Dua mengungkapkan juga akan meliburkan diri.
Jangankan pergi bekerja, dia mengaku takut untuk sekadar keluar rumahnya di kawasan KS. Tubun.
"Meliburkan diri karena takut keluar rumah, dekat markas FPI katanya ada bentrok."
Hanya saja tak semua orang merasa takut untuk beraktivitas normal. Adica, seorang karyawan di perusahaan swasta asing di kawasan Sudirman mengungkapkan bahwa dia tetap masuk kantor seperti biasa.
"Enggak takut, di kantor bilang enggak ada apa-apa. Saya percaya sama tentara dan polisi," kata Adica.
"Imbauan untuk pulang enggak ada, tapi di kantor ada sistem keamanan yang sebarkan berita ke tiap karyawan tentang kondisi terbaru. Jadi karyawan percaya sama berita itu ketimbang cari berita sendiri di luar."
(tim/chs)