Saat mendengar kabar soal Rama, pihak keluarganya segera berpencar mencari di tiga lokasi rumah sakit tempat korban kerusuhan 22 Mei dibawa: RS BUdi Kemuliaan, RS Pelni, dan RS Tarakan.
Sri mengatakan dirinya menuju RS Budi Kemuliaan, Gambir. Berdasarkan informasi pihak rumah sakit, tidak ada korban tembak di sana. Tak berselang lama, Liani (39) yang merupakan Tante Rama mengabarkan kalau terdapat korban luka tembak di RS Tarakan.
"Dapat kabar dari Tantenya yang lain bilang Rama ada di RS Tarakan, saya langsung ke sana. Di RS Tarakan ada jenazah tanpa identitas, saya minta sama sekuriti tolong dong
difotoin. Kita satu pun enggak boleh ada yang masuk. Difoto pada bagian wajah, di mana kepalanya sudah diikat kain kafan. Ternyata benar itu dia," tutur Sri lirih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liani menambahkan RS Tarakan sangat mempersulit pihak keluarga dengan tidak mengizinkan melihat langsung Rama di kamar jenazah. Dia emosional. Selama sekitar lima jam lebih, katanya, pihak rumah sakit berlindung dengan sejumlah alasan.
"Waktu itu aku lagi di mobil jenazah, dari pagi aku belum ketemu. Berapa jam tuh aku nunggu, katanya lagi divisum. Terus aku tanya sampai kapan? dijawab lagi proses," ujar Liani mengenang lagi kejadian yang dialami saat ingin membawa jasad Rama pulang.
Beruntung, kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke RS Tarakan siang itu membantu mereka.
Sejatinya, Anies berkunjung ke tempat tersebut untuk menjenguk korban demonstrasi. Berbekal informasi dari salah seorang wartawan yang juga meliput di sana, Liani segera menghampiri sang gubernur untuk meminta pertolongan. Gayung bersambut, kehadiran Anies membuat dirinya bisa membawa pulang jasad Rama. Anies, kata dia, bahkan yang langsung membawa jenazah Rama dan menyerahkannya ke pihak keluarga.
"Terus jam 2 Pak Anies datang, aku bilang, 'Saya tantenya', (Umur berapa?) 17 tahun. (Rumah di mana?) dia tinggal sama neneknya. Saya bilang masih lama Pak Anies. 'Yaudah ayo', kata Pak Anies," imbuhnya.
"Kita ke ruangan jenazah, Pak Aniesnya masuk. Aku
nunggu di ruangan luar di mana mobil jenazah lalu lalang. Di situ, enggak lama Pak Anies keluarin jenazahnya. Pak Anies yang
ngeluarin.
Abis itu kita bawa ke rumah," lanjut Liani.
[Gambas:Instagram]Prosesi pemakaman pun berlangsung cepat. Hal itu terjadi karena pihak keluarga sudah menyiapkan segala keperluan semenjak mendengar kabar Rama tertembak. Jenazah Rama disalatkan di musala Sa'adatuddarain yang berada dekat dengan rumah duka, lalu dikebumikan di TPU Karet Bivak.
"Kita jalan ke pemakaman Karet Bivak itu azan Asar. Setengah 3 [jenazah] sampai, langsung dimandiin, disalatin di musala Sa'adatuddarain. Dilakukan segera karena kita sudah siap-siap semenjak temen-temen Rama ngabarin Rama kena tembak. Rama dikubur ditumpuk dengan jenazah Ibunya, sudah dapat izin dari pihak pemakaman," jelasnya.
Kini, kata Sri, pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Rama. Itulah, sambungnya, yang membuat keluarga sampai dengan saat ini belum membuat laporan kepada pihak terkait mengenai kematian sepupunya itu.
Tapi, saat mendengar pihak kepolisian akan membentuk tim investigasi mengusut korban jiwa akibat demonstrasi 22 Mei, Sri mengatakan akan berdiskusi dengan pihak keluarga terlebih dahulu untuk keputusan lebih lanjut.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti juga mengatakan total ada delapan korban tewas usai kerusuhan 22 Mei. Sementara jumlah orang yang sudah mendapat perawatan medis mencapai 905 orang.
Widyastuti mengatakan empat dari delapan korban tewas sudah diautopsi di RS Polri. Sementara empat korban lainnya sudah dibawa pulang keluarga karena menolak autopsi.
"Empat korban meninggal yang dirujuk ke RS Polri dilakukan autopsi dengan hasil seperti pernyataan Karumkit RS Polri. Empat jenazah lainnya keluarga menolak dilakukan autopsi dan sudah dibawa pulang oleh keluarga," kata Widyastuti dalam keterangan tertulis.
Saat dihubungi terpisah, Kepala Rumah Sakit Polri Brigadir Jenderal Musyafak mengatakan, empat jenazah yang diautopsi tersebut diterima dari tiga rumah sakit lain.
Tiga rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo satu jenazah, Rumah Sakit Pelni dua jenazah dan Rumah Sakit Dharmais satu jenazah.
Jenazah yang sudah diautopsi, kata dia, sudah diserahkan ke keluarga. Namun ia belum menjelaskan lebih lanjut soal hasil dari autopsi korban kerusuhan 22 Mei tersebut.
Hingga kemarin tercatat masih ada 58 orang yang dirawat di Rumah Sakit. Pemprov DKI Jakarta menanggung biaya pengobatan korban.
(ryn/kid)