LIPUTAN KHUSUS

Halal Haram Musik ala The Strangers Al-Ghuroba

CNN Indonesia
Senin, 08 Jul 2019 10:15 WIB
Keputusan musisi untuk berhijrah dan tetap menghalalkan atau mengharamkan musik diikuti oleh paham yang mereka ikuti seperti salafi atau jamaah tabligh.
Ilustrasi hijrah. (REUTERS/Amr Alfiky)
Keputusan untuk hijrah tak jarang membuat musisi rela untuk meninggalkan aktivitas bermusik yang telah dijalani hampir sepanjang hidupnya. Namun tak seperti musisi yang bergabung di Strangers Al-Ghuroba, Rizky Fadli, mantan gitaris band Rocket Rockers punya pandangan berbeda soal musik setelah hijrah di medio 2018 lalu.

Rizky merasa telah matang mengambil keputusan untuk hijrah dan nonaktif sebagai musisi meski hampir 20 tahun berkiprah bersama Rocket Rockers --salah satu pionir band pop punk Indonesia yang turut membesarkan nama panggungnya: Lowp.

Rizky menganggap alat musik membuatnya lalai terhadap ajaran atau kewajiban sebagai umat beragama. Bahkan mengabaikan ajaran agama. Dia merasa terlalu banyak waktu terbuang untuk beribadah di masa silam akibat musik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya selama beberapa belas tahun nge-band banyak kelalaian-kelalaian yang saya lakukan dan khilaf-khilaf. Saya meninggalkan fitrah saya menjadi seorang Islam dengan bermain musik," tutur Rizky kepada CNNIndonesia.com di kediamannya di Bandung, Maret lalu.

Rizky mengamini bahwa ada perdebatan alot antara halal dan haram mengenai musik. Tidak sedikit yang terlibat dalam perdebatan itu hingga hari ini. Namun, Rizky mengaku enggan turut menjadi bagian.

Dia tidak menganggap musik sebagai sesuatu yang haram. Karenanya, tidak pernah pula menghujat musisi lain yang sudah hijrah namun masih bermusik. Rizky juga enggan melarang-larang mereka untuk berhenti bermusik seperti dirinya, atau menggunakan dalil-dalil syariah untuk mengharamkan atau menghalalkan musik.

"Kalau alat musik itu haram memang masih menjadi perdebatan yang alot. Di luar itu masih ada yang berpendapat bahwa musik masih boleh dijalankan, ya monggo," tutur Rizky.
HIJRAH EMBARGO 3Rizky memilih hengkang dari Rocket Rockers setelah mendapat hidayah untuk berhijrah. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Fenomena musisi melepas diri dari dunia musik tak terlepas dari penafsiran atas kajian ajaran Alquran dan sunnah. Sebagian kalangan mengharamkan musik setelah berhijrah, tetapi ada pula musisi yang lebih tekun mendalami Islam namun tetap bermusik.

Hasil riset Dosen Universitas Islam Negeri Jakarta Syarief Hidayatullah Rahmat Hidayatullah mengungkap kecenderungan musisi beraliran metal lebih banyak berhijrah setelah mendapat momentum untuk bertobat. Selebihnya adalah musisi indie dan pop.

Keputusan melepas musik sangat bergantung jalur hijrah yang ditempuh seorang musisi. Ada yang melalui Jamaah Tabligh, ada pula yang melalui kelompok kajian Salafi.

"Kalau Salafi mengharamkan musik tanpa kecuali," tutur Rahmat saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di kampus UIN, Jakarta, Maret lalu.

Rahmat menyebutkan beberapa eks musisi yang hijrah lalu berhenti bermusik di antaranya Alfi Chaniago dan Beni Adhiantoro eks personel band new wave indie Jakarta, The Upstairs. Eks vokalis band Rumah Sakit, Andri Lemes termasuk pula diantaranya.

Sikap eks musisi menjadi anti-musik bermuara pada pandangan terhadap hadis yang dijadikan acuan oleh beberapa kelompok. Perbedaan pandangan tersebut yang membuat perdebatan musik haram masih belum selesai hingga hari ini.

Kelompok Salafi, lanjut Rahmat, melandaskan pemahamannya terhadap pemikiran Nashirudin Albani. Nashirudin menganggap musik sebagai sesuatu yang haram dengan menyertakan hadis serta ayat-ayat Alquran tertentu. Selain itu, Imam Syafi'i juga mengharamkan alat musik yang terbuat dari batang kurma atau nard dan Imam Abu Hanifah yang menyebut mendengarkan nyanyian.

"Salafi bilang itu haram karena menjauhkan orang dari Tuhan," kata Rahmat.
HIJRAH EMBARGO 3Umat Syiah Irak saat beribadah dengan musik rap. (Haidar HAMDANI / AFP)

Rahmat mengatakan bahwa musik sempat menjadi tradisi oleh beberapa kelompok Islam, khususnya kaum sufi atau ahli tasawuf yang menjadikan musik sebagai bagian dari instrumen meningkatkan dimensi spiritualitas. Selain itu, Imam al-Ghazali juga menghalalkan musik berdasarkan hadis yang diriwayatkan Aisyah RA yang pernah mendengar nyanyian di rumah dan Nabi Muhammad tidak menegurnya.

Namun, kalangan penganut Salafi tidak menerima hal itu. Menurut mereka, kalangan yang tidak mengharamkan musik menggunakan hadis dhaif, atau lemah kebenarannya.

"Pertentangannya terletak pada Nashiruddin yang mengatakan hadis-hadis yang mengindikasikan musik halal itu hadis dhaif, sementara ulama Al-Azhar Mesir, Yusuf Al-Qardhawi mengatakan ini shahih," kata Rahmat.

(bmw/rzr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER