Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perhubungan menurunkan tim khusus untuk mengawasi keselamatan pelayaran di
Danau Toba demi mencegah terulangnya insiden kecelakaan seperti Kapal Motor Sinar Bangun tahun lalu.
"Saya telah menugaskan tim khusus untuk memastikan keselamatan pelayaran di Danau Toba," kata Budi melalui keterangan resmi, Kamis (6/6).
Pada musim libur seperti Idul Fitri dan hari besar lain, transportasi penyeberangan di Danau Toba selalu dipadati pemudik maupun wisatawan lokal, sehingga diperlukan pengawasan lebih ketat.
Insiden KM Sinar Bangun karam di Danau Toba menewaskan empat penumpang sementara 183 lain dinyatakan hilang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecelakaan itu terjadi pada 12 Juni, atau dua hari sebelum Idul Fitri 2018.
Empat hari setelah Sinar Bangun hilang, KM Ramos Risma Marisi juga tenggelam di danau terbesar di Asia Tenggara itu.
Mengantisipasi agar insiden tak terulang, Menhub mengetatkan pengawasan seperti memastikan kesesuaian manifest penumpang, jumlah manifest tak melebihi kapasitas yang ditentukan, mengecek kelengkapan surat atau buku pelaut nakhoda dan awak kapal.
Kemenhub juga mewajibkan alat-alat keselamatan seperti pelampung, serta memeriksa kesehatan dan kelengkapan administrasi nakhoda dan awak kapal serta mengajak Bupati setempat dan Pemerintah Daerah untuk ikut serta memperhatikan dan mengawasi.
Selain itu, telah disiapkan pula Kapal Motor Penyeberangan (KMP) sebanyak lima unit. Kelima KMP itu, adalah KMP Tao Toba I dengan melayani rute Ajibata-Tomok, KMP Tao Toba II rute Ajibata-Tomok, KMP Ihan Batak rute Ajibata-Ambarita, KMP Sumut I rute Tigaras-Simanindo, dan KMP Sumut II dengan Rute Tigaras-Simando.
(chr/vws)