Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian warga bisa jadi masih berada di
kampung halaman untuk merayakan
Lebaran 2019 dan libur panjang. Namun, ada pula yang kembali ke Jakarta karena harus bekerja pada pekan depan.
Di Stasiun Senen misalnya, mulai terlihat adanya aktivitas arus balik pada Jum'at (7/6). 'Pintu Kedatangan' di stasiun ini mulai dilalui oleh ratusan warga yang berasal dari kampung halamannya.
Manajer Senior Humas KAI Daop I Jakarta Eva Chairunnisa menuturkan sebanyak 21.700 orang turun di Stasiun Senen pada Jum'at (6/6) ini. "Jumlah yang turun di Stasiun Senen hari ini ada 21.700 orang," ujar Eva kepada
CNNIndonesia.com, Jum'at (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah penumpang terlihat ada yang memanggul kardus, memegang koper, menenteng kedua tas di bagian belakang dan depan badan, bahkan tak jarang dari mereka yang menggunakan jasa para porter berseragam oranye stasiun.
Bisa jadi sebagian mereka adalah perantau yang kembali ke Jakarta usai berlebaran di kampung halaman.
Sun'an (30), seorang pria berkopiah itu nampak sedang menggandeng puterinya di depan jalan ke luar 'Pintu Kedatangan'. Sembari memanggul tas hitam berukuran besar, dirinya sedang menunggu isterinya yang sedang ke toilet.
Sun'an mengatakan baru pulang dari Lamongan, Jawa Timur. Kata dia, diperlukan waktu sekitar 11 jam untuk tiba kembali di Jakarta. "Saya tadi sampai pukul 10.45 WIB. Perjalanan kurang lebih 11 jam," katanya.
Jakarta sudah menjadi kota Sun'an selama 7 tahun terakhir dalam mencari nafkah. Dia merantau ke Jakarta karena telah mendapatkan pekerjaan.
Sun'an bekerja sebagai teknisi pada salah satu perusahaan otomotif di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Waktu itu, kata dia, serangkaian tes yang digelar di Surabaya.
"Saya waktu itu interview di Surabaya, ke Jakarta karena memang lolos tes dan diterima bekerja," tuturnya.
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya memperkirakan sekitar 71 ribu akan datang usai Lebaran 2019. Lembaga itu juga mengimbau agar perantau baru memiliki keterampilan dan keahlian saat mengadu nasib di ibu kota.
 Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki) |
Sempat Meninggalkan KeluargaSementara itu, Anang Budi Santoso juga berbagi kisahnya sebagai perantau. Pemudik asal Jombang, Jawa Timur ini merantau ke Jakarta sejak 1999.
Dia memilih ke ibu kota karena memang sangat butuh pekerjaan. Di kampungnya saat itu, menurut dia, tidak ada yang menjanjikan sementara ada keluarga yang harus dinafkahi.
Oleh karena itu, dia nekat ke Jakarta dengan terpaksa meninggalkan seorang isteri dan kedua anaknya. "Saya waktu itu nekat saja, di kampung enggak ada apa-apa. Makanya saya ke Jakarta, itu tahun 1999," ucapnya.
Berbekal informasi dari sejumlah teman, Budi berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai sopir seorang pengacara. Pekerjaan itu ia lakoni hingga saat ini.
Ketika sudah mendapatkan hidup yang dinilainya enak, Budi lantas memboyong isteri dan keluarganya ke Jakarta. Hal itu terjadi lima tahun usai kedatangannya di Jakarta.
Penghasilan sebagai sopir pribadi, ujarnya, sudah mencukupi hidup sekeluarga. Bahkan, katanya dengan raut wajah bahagia, kedua anaknya dapat lulus kuliah di Jurusan Perhotelan.
"Dua anak saya enggak ikut (ke kampung), mereka sekarang lagi kerja di hotel," tukas dia.
Sementara itu, Sang Made Firsto (26), pria berjaket hijau dengan tas besarnya langsung saja bergegas mencari tempat istirahat ketika melintasi pintu kedatangan. Dia mengatakan perjalanan ke Jakarta ditempuh dalam waktu 15 jam.
Dia memiliki kampung halaman di Blitar, Jawa Timur. Berangkat pada pukul 19.00 WIB tepat kemarin MALAM, dirinya baru tiba di Stasiun Senen pada hari ini pukul 09.40 WIB.
"Perjalanan 15 jam. Dari jam 7 malam sampai jam 09.40 WIB," kata dia ketika ditemui.
Berbeda dengan kedua orang di atas, kisah Firsto di Jakarta masih 'seumur jagung' di Jakarta. Tahun ini, kata dia, merupakan bulan ke-17 dirinya bekerja di Jakarta sebagai perawat.
Dia menambahkan, kepulangannya hari ini juga dikarenakan harus masuk bekerja. Dirinya bertugas sebagai perawat di Rumah Sakit Fatmawati.
Bisa jadi kisah ketiganya gara-gara tertarik dengan impian bekerja di ibu kota. Mereka memutuskan merantau dari kampung halaman ke Jakarta.
Terkait dengan hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyatakan semua warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan di manapun, termasuk ibu kota.
Usai Lebaran 2019, warga dari daerah lain yang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan akan dilayani dengan tangan terbuka. "Semua warga negara punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan di mana saja," ujar Anies pada pekan ini.
Anies tidak mempermasalahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pencari kerja. Menurutnya, KTP hanya soal pencatatan kependudukan belaka. Yang terpenting, bagi Anies, bagaimana menjamin hak-hak dasar warga negara, termasuk untuk mendapatkan pekerjaan.
[Gambas:Video CNN] (ryn/asa)