Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian masih menyelidiki jaringan komunikasi yang terjalin antara Rofik Asharudin, tersangka peledakan bom di
Kartasura, dengan ISIS. Komunikasi itu terjalin melalui Internet di media sosial Facebook.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan kesehatan Rofik sudah cukup membaik. Meski demikian dia belum bisa dimintai keterangan secara utuh.
Telepon genggam Rofik pun telah rusak. Hal tersebut menjadi kendala tim laboratorium digital forensik untuk menelusuri percakapan Rofik dan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barusan tim Densus 88 pagi ini meminta keterangan namun belum
full menjelaskan bahwa
handphone yang bersangkutan sudah dirusak sehingga dari laboratorium digital forensik, kami sedikit mengalami hambatan," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/6).
Namun, Dedi mengatakan polisi masih berusaha menelusuri percakapan Rofik dengan jaringan ISIS. Maka itu, polisi mencoba masuk ke akun Facebook milik Rofik.
"Namun demikian aparat kepolisian berusaha semaksimal mungkin membuka jaringan komunikasi tersangka dengan menggunakan akun FB yang bersangkutan. Yang bersangkutan memang membaiat diri dengan akun Facebook-nya langsung ke ISIS, akan juga mencoba mendalami jaring komunikasi yang bersangkutan di akun FB," tuturnya.
Berdasarkan informasi Densus 88, Dedi mengatakan Rofik merupakan pelaku tunggal atau bisa juga disebut dengan
sleeping sel. Namun Rofik melakukan komunikasi dengan
sleeping sel lainnya.
Bahkan Rofik juga saling tukar pengalaman merakit bom dengan orang-orang yang hendak melakukan aksinya secara
lone wolf lainnya.
"Memang dia tak terafiliasi oleh jaringan JAD atau kelompok teroris yang terstruktur tapi dia miliki jaringan komunikasi dengan
sleeping sel yang lain, itu yang sedang didalami. Kemudian dia juga membagi tukar menukar pengalaman merakit bom antara sesama
lone wolf," ucapnya.
Rofik juga disebut polisi kerap berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah sejak 2018. Setelah aktif berkomunikasi melalui media sosial, menurut keterangan polisi, Rofik pun dibaiat pada akhir 2018. Sejak saat itu, lanjut dia, pelaku memiliki motivasi untuk melaksanakan perintah jihad.
Rofik melancarkan aksinya meledakkan bom bunuh diri pada Senin (3/6) malam. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini karena delapan polisi yang sedang berada di Pos Pantau berhasil menyelamatkan diri dan bom hanya melukai Rofik seorang.
Berdasarkan hasil analisis forensik polisi, Rofik diduga menggunakan bom daya ledak rendah dengan jenis bom pinggang. Dia juga diketahui mempelajari cara merakit bom dari YouTube.
[Gambas:Video CNN] (gst/pmg)